Sabtu, 01 April 2017

Kisah Pilu Bocah Fahri dan Riwayat Penyakit Tulang Rapuh Dialaminya

BANDUNG - Muhammad Fahri (11), warga Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat, divonis mengidap penyakit osteogenesis imperfecta yang membuat tulang di tubuhnya begitu rapuh dan mudah patah. Tapi ternyata bukan hanya Fahri, ibunya Sri Astati Nursani (32) juga mengidap penyakit yang sama.

Kedua kaki perempuan yang akrab disapa Sani itu pun terlihat bengkok. Lengan hingga di atas sikunya tampak melengkung, terutama pada bagian sekitar siku.

"Saya juga dari kecil sama penyakitnya, gampang patah tulangnya. Tapi kondisi saya tidak separah Fahri," ujar Sani, Sabtu (1/4/2017).

Sejak kecil, Sani mengaku sudah terbiasa menggunakan tongkat. Sebab ia khawatir tulangnya patah saat berjalan atau beraktivitas lainnya.

Tapi kondisi Sani tidak terlalu parah. Justru Fahri yang kemudian penyakitnya terlihat parah. Saking rapuhnya, batuk pun bisa membuat tulang rusuk Fahri patah. Tertimpa bantal yang ringan pun tulangnya patah.

Sani sendiri diobati seadanya sejak kecil, salah satunya oleh ahli patah tulang tradisional. Seiring jalannya waktu, kondisi fisik Sani membaik. Ia tetap bisa beraktivitas sepeti orang lain pada umumnya meski harus menggunakan tongkat. Belakangan, dalam beberapa tahun terakhir, ia melepas tongkatnya dan berjalan tanpa alat bantu.

Meski begitu, ia tidak bisa berjalan normal karena kedua kakinya tampak melengkung setelah patah. Jadi jalannya harus pelan.

Soal penyakitnya itu, Sani mengakui jika ternyata ada silsilah dalam keluarganya yang mengidapnya. Neneknya mengidap penyakit yang sama. Tulangnya mudah patah.

Sani mengatakan, dirinya sudah diperiksa kembali oleh dokter. Hasilnya, tulang Sani kini sudah jauh lebih kuat dibanding saat masih kecil.

Meski begitu, Sani tetap merasa ada dampak negatif yang dirasakan. Ia tidak bisa berjalan terlalu jauh. "Saya gampang capek dan pegal kakinya," ucapnya.

Tapi hal itu tidak pernah membuat semangat Sani surut. Ia tetap berjualan tisu untuk menyambung hidup dan menyisihkan uang untuk biaya berobat Fahri.

Dalam sehari, ia menargetkan harus bisa menyimpan minimal Rp100 ribu dari keuntungannya untuk disimpan. Sebab setiap bulan minimal butuh Rp3,8 juta untuk obat Fahri demi mencegah penyakinya bertambah parah.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search