Buruh bagasi di Pelabuhan Belawan ini tidak memikirkan resiko kecelakaan, atau mengenal lelah demi mendapatkan uang untuk keluarga dirumah.
Begitu melihat adanya calon penumpang kapal turun dari bus atau pun mobil, para buruh ini berlomba mengejarnya agar mendapatkan mengangkut barang mereka untuk dipikul naik ke atas kapal.
Bila terlambat, bisa saja mereka tidak mendapatkan barang untuk diangkut, sehingga tidak mendapatkan uang untuk dibawa ke rumah.
Seperti yang diungkapkan Fendi Silitonga (48), yang sudah 20 tahun menekuni profesi buruh bagasi. Menurutnya, bila kapal masuk tidak pada mudik lebaran dirinya tidak mendapatkan rezeki untuk mengangkut barang.
"Tapi mudah-mudahan arus mudik mau pun balik lebaran tahun ini, bisa mendapatkan rejeki sebesar Rp.100.000 hingga Rp.250.000," katanya.
Sementara itu buruh lainnya Jhoni Simanjuntak (52) mengatakan, bekerja sebagai buruh pikul atau buruh bagasi di Pelabuhan Belawan memang bukan pilihan.
"Tapi tidak ada lagi pilihan untuk menghidupi keluarga. Mengenai penghasilan, jika ada penumpang yang baik, terkadang suka memberi Rp100.000 atau Rp1500.000. Tapi banyak yang memberi sesuai upah Rp50000," katanya.
(nag)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar