
BANGKAPOS.COM--Perjalanan hidup Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Waseso hingga menjadi kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak semanis yang dibayangkan.
Pada awal karirnya di kepolisian, jenderal yang saat ini akrab dipanggil Buwas sempat mencoba beberapa pekerjaan lain, sekadar mendapatkan penghasilan lebih bagi keluarganya.
"Saya waktu Kapten pernah jadi tukang ojek di sini (sekitaran tempat tinggal), istri saya saksi hidup, vespa saksi bisu saya. Mangkalnya di Pasar Induk. Hampir dua tahun. Terus jadi supir taksi blue bird pada malam hari," ungkap Buwas di kediamannya di Jakarta Timur, Sabtu (26/8/2017).
Semua itu dilakukan lantaran tuntutan ekonomi yang cukup tinggi demi memenuhi kebutuhan keluarganya seharih-hari.
Terlebih ketika baru memiliki satu orang anak.
"Gaji kita memang tiap bulan, kebetulan karena kebutuhan banyak, waktu itu baru punya anak satu, akhirnya saya coba ngojek. Nggak apa-apa tukang ojek sekarang jadi kepala BNN," jelasnya.
Selain itu, menurut Buwas kepala BNN ke depannya tidak harus berasal dari orang yang memiliki latar belakang kepolisian atau pun tentara, tapi dari orang yang memiliki komitmen tinggi.
"Saya sudah bilang BNN tidak harus diisi oleh polisi, tentara atau aparat apapun. Masyarakat biasa juga bisa kok, kalau dia punya integritas dan komitmen yang kuat, boleh, yang penting ada ide," terangnya.
Jadi dari mana pun asalnya, ataupun latar belakangnya, jika orang tersebut memeiliki kemampuan dan komitmen terhadap apa yang dilakukannya, dapat memimpin dan menjadi kepala BNN.
"Jadi boleh siapa saja, kalau saya pribadi boleh siapa saja, mau tukang ojek boleh. Saya juga mantan tukang ojek kok, bisa mantan tukang ojek jadi kepala BNN," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar