Minggu, 17 Desember 2017

Ini Kisah Ustad Wijayanto Ketika Bertemu Jodoh di UGM

MENSYUKURI nikmat dan berkah yang terhadir lewat UGM, bagi Ustad Wijayanto tak hanya mensyukuri ilmu yang didapatkan. Di kampus Bulaksumur, Ustad Wijayanto juga menemukan Ulaya Ahdiani, sosok yang kini menjadi istrinya.

Pertemuan Wijayanto bersama Ahdiani bermula ketika sang Ustad masih berprofesi sebagai dosen di Magister Manajemen UGM. Ia mendapati Ulaya selalu duduk di bangku paling depan ketika dirinya sedang mengajar.

"Bisa jadi memang rajin kuliah, bisa jadi juga naksir saya to," ungkap Wijayanto sembari bercanda, disela-sela gelaran Nitilaku, Minggu (17/12/2017).

Dari perkenalan tersebut, Wijayanto kemudian mengenal Ulaya lebih jauh. Namun ia mengungapkan, bahwa keduanya tidak pernah pacaran. Tetapi taaruf (perkenalan secara agama).

Pertemuan selanjutnya antara Ulaya dan Wijayanto kerap berlangsung di rumah Ulaya di daerah Demangan. Setiap hari selepas Isya, Wiyanto datang ke rumah Ulaya di serambi rumahnya.

Jika waktu sudah menunjukkan pukul sembilan, maka Djauhar Muhsin, ayah Ulaya, akan mematikan lampu serambi rumah. Menandakan waktunya Wijayanto untuk pamit.

"Kebetulan saya dulu juga Dosen Tidak Tetap UII, dan Pak Djauhar adalah Ketua Badan Wakaf UII. Jadi sudah dekat dan kenal," kenang Wijayanto.

Hubungan mereka kemudian berlanjut ketika Wijayanto berkuliah di Islamabad, Turki. Meski terpisah negara, keduanya saling berkirim email untuk memberi kabar satu sama lain.

Bagi Wijayanto, mengirim email pun kala itu memperlukan perjuangan. Karena ia harus pergi ke warnet, dan membayar biaya yang tak sedikit.

"Saya lupa biayanya, tapi warnet di Turki sama warnet di sini kan berbeda. Apalagi komputernya masih jadul, belum seperti sekarang," kenang Wijayanto.

Saat Wijayanto lulus dari Islamabad, Ulaya pun lulus dari Sastra Inggris dari  Universitas Gadjah Mada. Dilamarlah Ulaya hingga kemudian melaksanakan akad nikah pada 18 Oktober 1997.  

Acara pernikahan tersebut dilakukan secara sederhana karena kebetulan ibunda Ulaya sedang sakit. Akad nikah itu hanya dihadiri pihak keluarga laki-laki dan perempuan.

"Sampai sekarang, kami belum merayakan resepsi. Hanya acara akad nikah dan pengajian di masjid saja. Terima kasih untuk UGM yang telah mempertemukan saya dengan jodoh saya," pungkas Wijayanto sembari tertawa. (Mg-21)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search