Kamis, 25 Mei 2017

Kisah Korban Bom Kampung Melayu dan Cita-cita Jadi Polisi

Bripda Taufan adalah anak laki satu-satunya di keluarga.

Polisi Evakuasi Jenazah Korban Bom Kampung Melayu.  (VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar)

VIVA.co.id – Bom bunuh diri yang meledak di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu 24 Mei 2017 malam menewaskan tiga orang polisi. Salah satunya adalah Bripda Taufan Tsunami, yang saat itu sedang bertugas di daerah tersebut. Taufan meninggal dunia di usia 23 tahun. 

Setelah menjalani autopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, jenazah Taufan langsung dibawa keluarga ke rumah duka di Jatisampurna, Bekasi. Jenazah Taufan tiba di rumah duka pukul 04.00 WIB. 

Menurut Obing, kakak sepupu Taufan yang diwawancara di program, Apa Kabar Indonesia Pagi di tvOne, Kamis 25 Mei 2017, almarhum akan dimakamkan pagi ini, sekitar pukul 10.00 WIB. 

Taufan adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia anak laki satu-satunya, dua saudara lainnya perempuan. "Ia anak yang sangat penurut dengan orangtua. Dia anak yang baik, sangat baik," kata Obing yang juga cukup dekat dengan Taufan.

Ia hampir setiap hari bertemu dengan sepupunya tersebut. Dan menjadi polisi, kata Obing, sudah menjadi cita-cita Taufan sejak dulu. "Oh iya, memang dia sudah lama ingin jadi polisi. Dia masuk tahun 2012, angkatan 40," ujarnya. 

Bagi Obing, ada satu kenangan yang tak terlupakan akan sosok Taufan. Ia selalu akan mengingatnya. "Selain sebagai anak yang penurut, Taufan itu adalah anak yang manja. Waktu SMA dia makan masih disuapi ibunya," ujarnya. (ren)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search