Para pengikut Kaskus tentu tidak asing dengan jargon legendaris "sundul gan" yang kerap dilontarkan saat berdiskusi atau bertransaksi di lapak online. "Gan" tak lain singkatan dari kata "juragan," sebutan untuk si pemilik lapak online.
Eksekutif produser Putrama Tuta mengaku tertarik dengan kisah persahabatan dua pendiri Kaskus yang sering dilanda konflik. Meski begitu mereka tetap bisa mengerti satu sama lain dan berhasil mengembangkan Kaskus sampai saat ini.
"Persahabatan seperti itu layak diperjuangin. Persahabatan yang setiap orang berani keluar zona nyaman agar bisa sukses. Walau dalam persahabatan itu terjadi konflik," kata Tuta, saat jumpa pers di Jakarta, pada Selasa (31/5).
Tuta menjelaskan bahwa anak muda Indonesia patut mencontoh apa yang dilakukan oleh Ken dan Andrew. Keduanya tak gentar, tetap gigih membangun bisnis walau permasalahan datang silih berganti.Sependapat dengan Tuta, Ken menyatakan agar siapa pun jangan takut menghadapi konflik dan masalah ketika sedang membangun sesuatu proyek.
"Kami ingin kasih lihat ke semua orang seperti apa yang kami lakukan. Orang mikir, kami berdua jenius atau gimana sampai kami bisa bikin Kaskus. Padahal kami berdua biasa aja dan sering melakukan hal bodoh sampai Kaskus ini jadi," kata Ken.
Andrew menambahkan, Sundul Gan: The Story of Kaskus menggambarkan apa yang sesungguhnya terjadi saat membangun Kaskus bersama Ken. Kurang lebih 80 persen dalam film itu merupakan kejadian nyata.
"Skrip itu udah saya baca. Pas nonton saya sadar, ternyata saya sensitif banget sama sahabat sendiri. Ya, kami berdua tetap bersama walau berantem terus," kata Andrew sambil tertawa.
Biopik ber-genre drama komedi ini disutradarai oleh Naya Anindita. Naya menjelaskan, Sundul Gan merupakan film panjang pertamanya. Ia pun tertarik menjadi sutradara karena memiliki beberapa kesamaan dengan Ken.
"Saya nyambung banget sama Ken, jadi enak aja pas buat film ini. Selain itu, saya juga pengin liatin ke orang-orang seperti apa perjalanan hidup mereka membuat Kaskus," kata Naya.
Naya juga mengaku nyaman bekerja sama dengan para pemeran, Dion Wiyoko sebagai Ken dan Albert Halim sebagai Andrew. Mereka membutuhkan waktu dua bulan untuk pendalaman karakter. Waktu satu bulan digunakan untuk membaca naskah dan satu bulan lagi digunakan oleh Dion dan Albert untuk mengenal karakter Ken dan Andrew.
Dion dan Albert merasa hal itu sebagai tantangan yang harus mereka selesaikan. Terlebih mereka memerankan karakter yang sudah dikenal oleh banyak orang terutama pengguna Kaskus. Mereka pun mempelajari karakter itu dengan caranya masing-masing.
"Kalau Ken enggak punya sifat unik, biasa aja. Paling saya harus gemukin badan 10 kilogram selama satu bulan," kata Dion.
Albert menambahkan, "Setiap ngobrol sama Andrew saya rekam dan saya dengar rekaman itu supaya tahu gaya bicaranya. Lalu, yang unik dari Andrew itu dagunya yang panjang. Jadi saya belajar manjangin dagu selama dua bulan."
[Gambas:Youtube] (vga/vga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar