Minggu, 31 Juli 2016

EKSKLUSIF: Kisah Miris Pastur yang Saksikan Terpidana Mati Meregang Nyawa

Charles Patrick Edward Burrows/The Jakarta PostCharles Patrick Edward Burrows/The Jakarta Post

KRIMINALITAS.COM, Cilacap – Kisah empat terpida mati narkoba jilid III, yang dieksekusi pada Jum'at (29/7) dinihari menyisakan banyak cerita. Salah satunya adalah waktu yang dibutuhkan hingga para terpidana itu dikatakan benar-benar tak bernyawa.

Menurut penuturan Pastur Charles Patrick Edward Burrows, salah seorang pendamping terpidana mati. Dirinya sempat melihat langsung proses eksekusi keempat terpidana. Yang memilukan, ternyata saat dieksekusi, narapidan tidak langsung meninggal, perlu waktu untuk mereka 'kesakitan' hingga akhirnya tewas.

Pastur Charles menceritakan, saat keempat terpidana dibawa ke tengah lapangan untuk diikat ke tiang yang telah disiapkan sebagai tempat penembakan, para pendamping diberi waktu beberapa menit untuk mendekat.

"Kami para pendamping diberi waktu beberapa menit untuk menenangkan mereka. Lalu setelah itu disuruh menjauh, hingga tak lama kemudian keempatnya ditembak," tuturnya pada Kriminalitas.com, Minggu (31/7).

Menurut Pastor kelahiran Dublin, Irlandia yang sudah jadi warga Indonesia sejak 1983 itu, eksekusi mati tersebut berjalan cepat, namun traumatis baginya, karena jeda waktu saat ditembak dengan meregangnya nyawa keempat terpidana berbeda.

"Yang pertama nyawa mereka telah meregang (benar-benar meninggal) pada menit 7 sampai menit ke 8, dan ada juga yang sampai 15 menit, namun nyawa terpidana itu belum juga meregang. Hingga sang kapten yang memimpin jalannya eksekusi langsung menembak di bagian kepala salah seorang terpidana tersebut dengan pistol yang sudah siap di tangannya," ceritanya.

Charles yang tercatat sebagai Pastur Paroki Gereja Katolik, St Stephanus di Cilacap, Jawa Tengah ini sebelumnya di tahun 2008 juga mendampingi dua terpidana mati narkoba asal Nigeria, Hansen Anthony Nwaolisa dan Samuel Iwuchukwu Okoye yang dieksekusi mati pada 26 Juni 2008 silam serta berkesempatan membimbing Rodrigo Gularte, terpidana mati kasus narkoba asal Brasil yang menjalani eksekusi mati di Lapas Nusakambangan pada tahun 2015 lalu.

( Arief Djoko Lelono)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search