peMbUrU - anggota Jatanras lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan saat ramadan lalu.
Tak mengenal waktu bila memburu penjahat, itulah yang dilakukan personel Jatanras (kejahatan dan kekerasan) Polresta Banjarmasin. Bagi 12 personel pemburu pimpinan Ipda Achmad Doni Meidianto ini, tugas di atas segalanya, mengalahkan keluarga.
-------------------------------------------
MAULANA, Banjarmasin
========================
Ruang Ops Jatanras berada di samping kiri ruang utama Satreskrim Polresta Banjarmasin. Pagi itu sejumlah anggota bersama Kanit Jatanras Ipda Doni tengah beristrahat setelah malamnya berburu mencari pelaku kejahatan yang belum tertangkap.
Ipda Doni berburu penjahat didampingi 11 anggotanya, yakni Ipda Arpus Husain, Bripka Sulaiman,Bripka Sutahan Budi, dan Bripka Isa Ansyari, Bripka Dedy, Bripka Aris Wibawa serta Bripka Iwan Murdani, serta Brigadir Andi Herawan, Brigadir Achmad Ariadi, dan Brigadir Nuryadin.
Prinsip mereka target buruan harus dapat dan cepat tertangkap, meski harus menguras tenaga, waktu, dan pikiran, bahkan harus melupakan waktu bersama keluarga. Terutama saat bulan Ramadan lalu banyak momen keluarga yang terlewatkan. Selama Ramadan mereka lebih banyak menghabiskan waktu berburu penjahat di lapangan.
"Sahur dan buka puasa kami tidak menentu, yang jelas saat di lapangan kami pernah berbuka dengan air mineral saja dan beberapa jam kemudian baru bisa menyantap makanan. Itupun setelahnya lanjut berburu karena target belum ditangkap. Sebab prinsip kami buruan itu harus dapat, kalau kami menyempatkan untuk berbuka di suatu rumah makan pasti kehilangan jejak," kata Ipda Doni.
Namun lanjut Doni, tugas negara diutamakan sudah menjadi sumpah yang dipegang teguh sebagai anggota Polri. Bagaimana pun kondisinya, mau di bulan Ramadan atau hari biasa, pekerjaan mereka selalu di lapangan memburu penjahat.
Meski terus berada di lapangan, namun selama Ramadan mereka tetap menjalankan ibadah puasa dan salat, meski kadang tak tepat waktu. "Ibadah kami tetap jalan, meski tersendat dan terlambat. Bahkan kadang kami sahurnya di jalan, begitu juga buka puasa, semuanya dilakukan di lapangan," ucapnya.
Lebih dari itu, banyak momen Ramadan yang terlewatkan seperti kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga lebih sedikit. Bila menangani suatu kasus, keluarga selalu dinomorduakan. Apalagi Ramadan kali ini banyak kasus yang terjadi, sehingga kesempatan untuk bersama menikmati buka puasa dan sahur jarang dilakukan.
"Perasaan sedih pasti ada, tidak bisa punya waktu berkumpul keluarga. Tapi namanya tugas negara dan itu sumpah, ya tentunya harus dijalani. Namun bekerja itu ibadah, apalagi untuk negara dan pastinya ada perhitungan pahala yang kami terima," ujarnya.
Untuk menghilangkan rasa lelah, capek, dan jenuh saat berburu, personel Jatanras menyelingi dengan canda dan gurau sesama rekannya. Disaat rehat sejenak mereka menyempatkan untuk menjalankan perintah agama. "Ya di lapangan tidak harus serius, anggota sering bercanda bila berburu untuk menghilangkan rasa capek dan jenuh. Tapi tetap fokus, serius tapi santai (sersan), itu prinsip kami," ujar Doni.
Ditambahkan Doni, sebagai anggota Polri khususnya bertugas di Satuan Reskrim, memburu penjahat pekerjaan yang tak mudah dilakukan. Mereka berburu keluar masuk kampung dan terkadang harus menyisiri hutan.
"Tugas kami ini penuh tantangan. Di lapangan selain dihadapkan dengan penjahat, sikap masyarakat yang tidak senang bila kami mencari informasi juga menjadi tantangan dan hambatan. Tapi kami sabar untuk menghadapi masyarakat seperti itu dan berusaha menjelaskan agar mereka tahu dan pekerjaan kami tak terhambat," tutup Doni. (*)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Recommended article from FiveFilters.org: Most Labour MPs in the UK Are Revolting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar