Jakarta - Semua sudah tahu bahwa di era Orde Baru, keluarga besar Bung Karno (BK) mengalami kesulitan berpolitik. Namun ternyata putri sulung BK, Megawati Soekarnoputri, pernah menemui Soeharto dalam kapasitasnya sebagai pemimpin partai politik.
Kisah itu disampaikan Megawati saat memberi paparan di hadapan Sekolah Partai untuk calon kepala daerah PDI Perjuangan, Selasa (30/8).
Kata Megawati, dirinya memutuskan masuk ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di era berkuasanya Soeharto dan Orde Baru (Orba). Diakuinya, kondisi sangat sulit sampai dia sempat mengecam keputusannya sendiri.
Namun, semangatnya tak surut karena ingin membuktikan bahwa keluarga Bung Karno bukanlah keluarga sembarangan. Akhirnya, Megawati terpilih menjadi ketua umum PDI saat itu, dan kondisinya mengalami gunjang-ganjing politik.
Megawati sempat mempertanyakan, apakah benar Soeharto tak senang dengan PDI saat itu, hingga terjadi peristiwa 27 Juli 1996.
"Saya sampai mikir, saya hidup di republik mana? Partai sah, pengurus sah. Kalau tak sah, takkan diterima Pak Harto saat itu," kata Megawati.
Dia lalu mengisahkan pertemuan itu. Oleh ajudan Presiden Soeharto, mereka diminta duduk berjejer di hadapannya. Oleh ajudan juga dipesankan, bahwa bila Soeharto tak bertanya, maka sebaiknya diam saja.
"Saya digitukan, saya mulai heran. Saya ini siapa disuruh-suruh ajudan. Akhirnya, betul, kita duduk," jelas Megawati.
"Ternyata Pak Harto susah senyum ya. Duduk dan diam. Saya tak senang suasana diam. Saya bilang, 'mohon maaf', dengan kata-kata yang saya buat sebagus mungkin, 'kami di sini melaporkan kepemimpinan pengurus DPP PDI'. Ini sudah selesai berkongres, dari KLB sampai munas, dan sebagainya."
"Beliau diam. Kalau ingat itu, saya pikir gimana bikin dia senyum ya? Karena bapak saya, dia itu penuh kehangatan. Kalau ini berbeda. Padahal tanggal lahir dua hari bedanya. Aneh," kata Megawati sambil tersenyum.
Akhirnya, setelah Megawati selesai menyampaikan laporan, Soeharto mengangguk. Oleh Soeharto, karena sudah terbentuk, Megawati dan kawan-kawan diselamati.
"Akhirnya Pak Harto baru senyum. Diucapkan terima kasih atas kehadirannya, kerja yang baik. Saya jawab baik pak. Lalu saya pamit," kata Megawati.
Setelah itu, Megawati mengatakan protokoler Istana saat itu melarangnya mengambil foto sendiri. Tapi tampaknya Megawati ingin ada bukti bahwa pihaknya sudah menemui Presiden. Maka, Megawati minta izin memperkenalkan rombongannya satu persatu.
"Begitu satu persatu dikenalkan. Sebelum lanjut, 'boleh untuk foto bersama?' Dijawab boleh saja bu. Akhirnya foto bersama. Ya foto kita saja," kata Megawati.
"Tapi walau ada bukti ketemu Pak Harto, eh (PDI) diserang juga loh," imbuhnya.
"Saya cerita ini bukan nostalgia. Sebab akhirnya, dari cerita pendek itulah mulai terjadinya alam reformasi. Reformasi itu ingin membenahi apa yang terjadi di Orba," tandas Megawati.
Akibat peristiwa 27 Juli itulah Megawati dan pendukungnya membentuk PDI tandingan yang dalam pemilihan umum 1999 dikenal sebagai PDI Perjuangan.
Markus Junianto Sihaloho/HA
BeritaSatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar