Minggu, 28 Agustus 2016

Nyonya Perancis, saboh riwayat

Siapa sangka, nyonya yang satu ini, mampu melantunkan lagu Aceh sebegitu fasihnya. "Jinoe lon kisah, saboh riwayat...kisah baro that di Aceh Raya.....

Nyonya ini datang dari Paris. Bergaya Eropah tulen. Tapi tak disangka, memang. Nyonya ini, Suryati namanya, orang Nias, tapi sudah lebih 40 tahun menetap di Paris. Baru dalam minggu-minggu ini, ia berada di Aceh bersama suaminya, Alijullah Hasan Yusuf.

Nah, suami itulah yang tak kurang menggemparkan dunia. Itulah dia "Si Penumpang Gelap" yang puluhan tahun lalu pernah menyusup ke pesawat Garuda dari Jakarta, terbang ke Amsterdam. Dan dia lolos!

Kisah Alijullah cukup menarik, tentu saja penuh suspensi dan ketegangan. Bagaimana kemudiannya, setelah proses macam-macam, Alijullah menetap di Paris dan diangkat menjadi staf Kedutaan Besar Indonesia di Paris.

Begitulah kemudiannya, kisah menarik tentang hidupnya itu, memikat hati Suryati. Singkat cerita, mereka pun kawin dan menetap di Paris, dengan 5 anaknya.

Yang mengagumkan, bagaimana si nyonya Nias, dan sudah hidup puluhan tahun di pusat fashion dunia, bisa lancar berbahasa Aceh. Padahal sehari-hari, ia harus berbahasa Perancis dalam pergaulan hidup, bahkan di rumahnya di kota Paris itu.

Kiranya, Alijullah anak Blang Paseh Sigli, meskipun sudah berpergaulan Eropah, tak sedikit pun mengabaikan jatidirinya. Ia konsisten mengajari isteri anak-anaknya berbahasa Indonesia dan bahasa Aceh. "Aku tetap anak Aceh" tulisnya dalam buku "Penumpang Gelap" yang Kamis 25 Agustus lalu diluncurkan di Gedung Theatre Room, UIN Banda Aceh.

Buku "Penumpang Gelap" adalah sebuah kisah nyata yang ditulis sendiri oleh Alijullah. Dua orang ahli, Dr Zulkarnaen Jalil MSi dan Kamaruzzaman Bustamam PhD, menjadi pembahas. Para peminat yang hadir, selain para penulis, dosen, dan sejumlah besar mahasiswa sangat antusias mengikuti kisah ringkas yang dipapar sendiri oleh Alijullah.

Lalu, sang isteri ikut menjelaskan suka duka itu. Dan tentu saja, ketika dia tampil menyanyikan lagu "Aneuk Yatim", tak disangka ia bisa membunyikan bahasa Aceh secara benar. Tak sedikit pun cadel. Diiringi sebuah gitar akustik, lagu tersebut menggema ke seluruh ruangan, dan mendapat aplaus luar biasa.

Buku Penumpang Gelap, segera masuk ke pasar. Enak dibaca, bergaya story telling. Seperti dikemukakan oleh kedua pembahas, buku itu penuh pelajaran hidup. Bermodal cita-cita, tekad dan keberanian yang berdaya juang, akhirnya orang menjadi sukses. Begitulah Alijullah.(sjk)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search