Senin, 07 November 2016

Ini Kisah Para Jurnalis Korban Massa Beringas di Penjaringan

Jakarta - Kerusuhan yang terjadi di Jalan Gedong Panjang dan sekitarnya, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara pada Jumat (4/11) malam hingga Sabtu (5/11) dini hari tidak hanya mencederai rasa aman di tengah masyarakat namun juga membawa rasa pahit bagi jurnalis yang sedang menjalankan tugas jurnalistiknya.

Pasalnya, selain berupaya untuk melakukan penjarahan pada sebuah minimarket dan perlawanan terhadap anggota kepolisian yang berupaya menenangkan dan membubarkan massa, mereka juga melakukan perusakan bahkan pembakaran terhadap kendaraan yang kebetulan melintas atau sedang terparkir di sekitar lokasi terjadinya kericuhan.

Banyak dari pengendara mobil yang dirusak kaca atau bagian mobilnya memilih tidak melaporkan kejadian tersebut karena merasa tidak ingin berurusan panjang ataupun merasa nilai kerugian yang diderita tidak terlalu signifikan.

Namun beda halnya dengan para jurnalis atau wartawan yang saban hari mengandalkan sepeda motornya untuk menjalankan tugas jurnalistiknya dari satu lokasi liputan ke lokasi liputan lainnya.

Bukan tidak mungkin para jurnalis tersebut hanya mengandalkan sepeda motor pribadinya (bukan sepeda motor dinas atau operasional dari kantor) tersebut sebagai sumber mata pencaharian untuk menjalankan tugas dari kantornya masing-masing.

Kini para jurnalis tersebut sudah membuat Laporan Polisi (LP) ke Polres Metro Jakarta Utara terkait kasus perusakan hingga pembakaran terhadap kendaraan mereka, bukan karena merasa dendam kepada para pelaku yang sebagian besar masih anak muda itu, namun karena penegakan hukum harus tetap ditegakkan.

Salah satunya, yakni AHU (26), jurnalis dari Detik.com yang sepeda motor Honda Supra-nya dengan nomor plat B-6327-EPO dirusak dengan beringas oleh massa pada Sabtu (5/11) sekitar Pukul 02.00 WIB.

"Saat itu saya sedang melaksanakan peliputan terhadap kegiatan kerusuhan yang terjadi di wilayah Gedong Panjang dan sekitarnya," ujar AHU, Senin (7/11) siang saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Markas Polres Metro Jakarta Utara.

Ia mengungkapkan saat itu sepeda motornya ia taruh persis di depan Markas Polsek Metro Penjaringan yang ada di Jalan Pluit Selatan Raya karena merasa di lokasi tersebut akan jauh lebih aman dengan keberadaan anggota polisi dan kamera pengintai (CCTV).

"Tapi sepeda motor saya tetap menjadi sasaran amuk dari massa tersebut, sehingga sepeda motor saya mengalami rusak cukup berat," tutur jurnalis warga Depok, Jawa Barat itu.

Berikut ini kutipan dari korban secara langsung melalui LP yang sudah ia buat di Polres Metro Jakarta Utara itu:

"Awalnya saya parkir motor di Jl Pluit Raya Selatan tak jauh dari Polsek Penjaringan tepatnya di emperan ruko yang saat ini kondisinya juga rusak. Saat saya parkir di situ ada 5 sepeda motor lain, saya parkir sekitar pukul 22.00 WIB lalu tinggalkan motor tersebut untuk melakukan peliputan di Jl Gedong Panjang yang saat itu sudah terjadi bentrokan massa dengan aparat kepolisian".

"Dari situ, saya tidak tahu lagi kondisinya karena saya lagi melakukan peliputan, setelah selesai melakukan peliputan sekitar pukul 02.00 Sabtu dini hari saya berniat untuk memindahkan motor saya ke posisi lebih aman, namun saat saya lihat motor saya kondisinya sudah rusak parah".

"Bagian yang rusak parah seluruhnya, saya kaget lihat motor saya karena mesinnya juga dihancurkan, bodi motor hancur, lampu depan belakang juga pecah, ringsek parah, tutup tangki juga hilang, kemungkinan massa ingin membakar motor saya karena kondisi jok motor dan tutup tangki sudah hilang".

Nasib serupa juga terjadi dengan jurnalis televisi TV One dengan inisial NZ (44) yang sepeda motor Yamaha Soul GT dengan nomor plat B-3233-FXF yang sepeda motornya justru tidak hanya dirusak, namun juga dibakar ketika diparkir di Jalan Muara Baru Raya.

"Saya awalnya saat itu sedang meliput perlawanan atau bentrokan antara massa dengan polisi. Ketika itu polisi awalnya terdesak karena belum mendapat BKO dari Polda Metro Jaya. Baru setelah bantuan datang, massa kemudian terpojok dan saya baru teringat dengan sepeda motor saya," ujar NZ

Ia pun berusaha mencari sepeda motor yang ia parkirkan di persimpangan Jalan Muara Baru Raya dengan Jalan Gedong Panjang (tepat di depan tenda Pos Pantau Polisi Polsek Metro Penjaringan).

"Saat itu saya melihat ada api menyala dari arah tempat saya memarkirkan sepeda motor. Saat itu memang polisi sudah memukul mundur massa anak muda tersebut, entah bagaimana tiba-tiba api menyala, awalnya saya kira mereka membakar ban bekas, gak tahunya setelah mereka kabur, saya tidak menemukan sepeda motor saya," tuturnya.

Ia sempat berpikir positif bahwa sepeda motornya dipindahkan oleh polisi atau warga sekitar supaya tidak terkena imbas kerusuhan antara massa para pemuda dengan anggota kepolisian. Namun setelah mencari ke sana-kemari, ia kembali ke lokasi awal tempat ia memarkirkan sepeda motornya.

"Saya lihat ada sepeda motor hangus sudah tidak berbentuk, awalnya saya kira itu motor polisi yang dibakar massa. Tapi setelah saya perhatikan dan usap-usap lagi nomor plat polisinya, ternyata itu benar sepeda motor saya," ucap NZ.

Ia berharap agar para pemuda yang melakukan tindakan pengrusakan dan kerusuhan bisa dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Suara Pembaruan

Carlos Roy Fajarta/FMB

Suara Pembaruan

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search