Selasa, 01 November 2016

Kisah Tatik dan Erry, Kisah Kasih Ibu Sepanjang Masa

YOGYAKARTA- 'Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa' itulah ungkapan untuk ibu yang merawat dan membesarkan anak-anaknya tanpa pamrih meski apapun kondisinya.

Seperti yang dilakukan Tatik Sukilah (47) Perempuan asal Purworejo, Jawa Tengah ini harus merelakan sebagian besar waktunya untuk mengurusi kebutuhan Erry Susilo (16). Bahkan setiap hari dirinya rela menggendong putra keempatnya berangkat maupun pulang sekolah.

BERITA REKOMENDASI


Erry menderita kelumpuhan dari leher hingga kaki. Setiap hari Tatik harus menggendong putranya bolak balik dari dan menuju rumah kontraknya di Ledok Tulangan DN2 /143 Rt 08/rw02 kecamatan Danurejan, kelurahan Tegal panggung, Kota Yogyakarta menuju SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Saat ditemui Senin (31/10/2016) seusai menjemput Erry, diraut wajahnya tampak lelah, namun tetap semangat menggendong putranya menuju ke rumah kontrakan. Setelah turun dari ojek yang setiap hari ditumpanginya. Memang untuk menggunakan angkutan umum lainnya seperti bus cukup sulit karena keterbatasan Erry yang mengalami pelemahan otot di sebagian besar anggota tubuhnya, kecuali tangan dan kepala

"Kaki ibu ini menggantikan kaki Erry," ucap Tatik

Setelah turun dari ojek, melalui jalan gang ke kontrakannya ia pun tampak tertatih menggendong putranya itu. Di rumah kontrakan ukuran mungil dan sederhana itu, ia kemudian melepaskan satu persatu baju, Erry tampak pasrah. Setelah semuanya selesai ia pun menceritakan ikhwal kelumpuhan yang diderita anaknya.

Sembari menerawang, dan menutupi kesedihannya didepan putranya, Tatik menceritakan, sebenarnya putranya ini lahir secara normal, bahkan aktif seperti anak sebayanya. Namun musibah itu terjadi pada saat Erry kelas 3 SD Lempuyangan.

"Tiba-tiba waktu itu kaki anak saya lemas, dan tidak bisa berjalan. Ia hanya bisa merangkak," kata Tatik sambil berkaca-kaca.

Mulai dari pengobatan secara medis dan tradisional ia datangi satu persatu untuk mendapatkan kesembuhan. Meski berobat, Erry tetap sekolah, dan Tatik setiap hari menggendongnya. Satu persatu rumah sakit yang ada di Yogyakarta ia datangi, tak hanya di Yogyakarta, Tatik bahkan datang ke Klaten Jawa Tengah demi kesembuhan Erry.

Bahkan untuk biaya pengobatan ia merelakan batal membangun rumah di Purworejo hasil tabungan bertahun-tahunnya. Padahal saat itu seluruh material sudah tersedia.

"Kami jual kembali untuk pengobatan Erry. Saya merelakan asal anak saya bisa sembuh," ungkapnya.

Upaya penyembuhan pun terus dilakukan, Sampai Erry pindah sekolah di Wonosari, Gunungkidul untuk proses penyembuhannya. "Saya di Wonosari sampai satu bulan," imbuhnya.

Akhirnya, ia mendapatkan kepastian penyakit Erry tidak bisa disembuhkan dari seorang dokter di Rumah sakit Yogyakarta. Dokter mengatakan tak ada obat apapun untuk menyembuhkan anaknya. Obat bagi Erry hanya kasih sayang ibu dan disarankan banyak mengonsumsi madu.

"Kayak dengar petir di siang bolong dengar itu," ucapnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search