'Love at Sundown' mengawali cerita bagian pertama 'A Gift', ditulis dan disutradarai oleh Chayanop Boonprakob dan Kriangkrai Vachiratamporn, menceritakan tentang pertemuan dua anak muda, Beam (Nine Naphat) dan Pang (Violette Wautier) yang ditunjuk untuk berpura-pura sebagai duta besar pasangan suami-istri di sebuah acara gladi resik pemberian beasiswa di kampus mereka. Pertemuan unik mereka pun berhasil melahirkan dialog-dialog manis tak biasa, dan selalu berakhir dengan kejutan yang masih sangat akrab dengan euforia kehidupan asmara generasi millenial yang tak lepas dari teknologi. Dari pertemuan singkat itu mereka pelan-pelan menjadi kenal tentang cerita satu sama lain.
Beam dari kecil sudah mengagumi berbagai rasi bintang, dan diam-diam juga sudah lama jatuh cinta dengan negara Rusia. Sedangkan Pang yang bisa bernyanyi merdu dan pandai berbicara, di sisi lain sebenarnya baru saja sembuh dari luka asmaranya. Beam digambarkan playboy, memakai setelas jas necis sambil memegang gagang gelas wine dengan elegan. Pang digambarkan lebih sederhana namun tetap skeptis dengan segelas air putih yang selalu dipegangnya. Obrolan-obrolan mereka pun masih seputar isu millenial masa kini, mulai isu ringan saat mereka asyik membicarakan problematika sebuah hubungan di aplikasi chat Line hingga pertanyaan sindiran tentang seperti apa mereka kelak saat menjadi pasangan suami-istri, yang akan bosan setelah menjalani hidup hingga 20-30 tahun pernikahan.
Bagian kedua berjudul 'Still on My Mind', ditulis dan disutradarai oleh Nithiwat Tharatorn, hadir dengan sangat menyentuh menangkap cerita bahagia dan haru dari sudut pandang sederhana keluarga kecil Fa (Mew Nittha). Fa adalah anak bungsu dan satu-satunya yang paling sayang dengan ayahnya hingga bersedia berkorban untuk berhenti dari perkerjaannya demi merawat sang ayah yang mengidap alzheimer. Perjuangan Fa merawat ayah tercintanya tak berjalan dengan mudah; keadaan semakin diuji ketika ayahnya mulai pelan-pelan tak mengenalinya lagi, lupa dengan rutinitas hariannya, dan hanya mengingat mendiang istrinya yang sudah meninggal.
Suatu hari, Fa ingin menghadiahkan lagu spesial kenangan dari ibunya berjudul 'Still on My Mind' sebagai kado istimewa saat ulang tahun pernikahan mereka tiba. Untuk menguasai melodi piano 'Still on My Mind', Fa harus belajar pada Aey (Sunny Suwanmethanont) si ahli penyetel piano langganan mendiang ibunya. Kedatangan Aey semakin menyatukan kedeketan Fa dengan ayahnya, hingga tanpa disadari Aey telah datang untuk melengkapi Fa yang tengah berjuang sendiri mempertahankan kehangatan keluarga kecilnya yang bahagia.
Bagian ketiga berjudul 'New Year Greeting', ditulis dan disutradarai oleh Jira Maligool, hadir paling berbeda dengan suguhan komodi konyol namun tetap tak kalah manis dan menyentuh. Llong (Ter Chantavit) diceritakan sebagai vokalis band rock yang pernah berjaya, kini harus mengesampingkan passion-nya sebagai musisi untuk menjadi karyawan di sebuah perusahaan analisis keuangan. Llong yang semula bebas dan kreatif dengan kehidupan musiknya, kini harus terkekang sebagai orang kantoran biasa di sebuah gedung bertingkat.
Tak lama, masa lalu Llong diketahui oleh Kim (Noona Neungthida). Kim kemudian berusaha untuk membuat Llong terinspirasi untuk bermusik lagi. Mereka berdua kemudian membuat sebuah band musik harmoni untuk berjuang agar kantor bersedia menyediakan ruangan musik bagi karyawan. Untuk mewujudkan itu, Llong dan Kim merekrut sebanyak mungkin karyawan yang bisa bermain musik, dan meyakinkan pemimpin perusahaan agar proposal pengajuan ruangan musik mereka disetujui. Tak lelah, Llong dan Kim bersama karyawan lainnya mencuri waktu berlatih musik seusai jam kantor. Hasilnya, suasana kantor yang tadinya formal, canggung dan penuh aturan berubah menjadi lebih hidup.
Bagi rakyat Thailand, tak ada yang lebih istimewa daripada mendengarkan alunan musik indah karya sang Raja Bhumibol, menghormatinya sebagai kado manis setiap momen perayaan tahun baru tiba. Melodi musik komposer Raja Bhumibol yang beragam dan menyentuh segala lapisan sudah mengalun sejak 1952, menemani suka duka setiap perayaan tahun baru rakyat Thailand. Hingga kini tak peduli sudah berapa tahun baru berlalu gubahan musik sang raja tetap mengalun abadi dinikmati untuk semua golongan.
Setiap melodi musiknya seolah seperti mewakili tema cerita tersendiri, membawa alur film selaras antara tema dengan irama. Nada-nada ceria di musik 'Love at Sundown' membawa energi romantis bagi para muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Denting lirih piano di 'Still on My Mind' seperti mengajak untuk selalu mengenang orang-orang tercinta yang telah tiada, dan suara tiupan terompet di 'New Year Greeting' mewakili sebuah harapan dan semangat baru saat tahun baru tiba.
Tiga cerita cinta yang ditampilkan dalam omnibus ini berhasil memainkan emosi penonton. Pada bagian pertama kita akan ikut jatuh cinta dengan pertemuan unik Beam dan Pang di koridor kampus, membicarakan hal-hal klise penuh sindiran tentang hubungan asmara yang kini hanya bisa diukur melalui teknologi, hingga pertanyaan besar tentang masa depan, lalu ditutup dengan suguhan penampilan Pang bernyanyi dalam grup vokal manis nan indah dan harmonis menyanyikan lagu 'Love at Sundown'.
Pada bagian kedua kita akan diajak ikut menyelami kesederhanaan keluarga kecil Fa yang sangat mencintai musik. Melalui musik kenangan dari ibunya, Fa dapat menemukan kembali arti kebersamaan dengan ayah dan keluarganya, juga menemukan cintanya. Di bagian ketiga kita akan dibuat tertawa oleh potongan-potongan adegan konyol dari Llong, mantan rocker yang kini menjadi pegawai biasa. Namun, melalui kecintaannya pada musik yang tak luntur, kantornya yang semula hanya berkutat dengan analisis keuangan kini dapat merasakan kebersamaan yang lebih bermakna.
Begitulah musik sang raja, melodinya yang sederhana tak hanya merdu didengar tapi juga mampu mengiringi irama di setiap lapisan perjalanan kehidupan rakyatnya. Melalui 'A Gift' sejenak kita bisa melihat sisi-sisi lain arti tentang sebuah perayaan tahun baru selama ini mungkin luput dari pandangan dan perenungan kita. Tentang perayaan yang tak hanya melulu soal pesta kembang api yang menghiasi langit malam, tapi juga memahami arti dari setiap penggalan-penggalan kehidupan di pengujung akhir tahun pada bulan Desember. Film ini hanya diputar di jaringan bioskop CGV Blitz.
Masyaril Ahmad penggemar film
(mmu/mmu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar