Rabu, 25 Januari 2017

Kisah Bayi yang Bisa Bertahan dari Stroke di Usia 9 Hari

Jakarta, Lazimnya stroke terjadi pada orang dewasa saja. Namun beberapa waktu lalu seorang bocah bernama Phoenix Saulter mengalaminya. Bahkan ia terserang stroke di saat usianya baru 9 hari.

Begitu lahir, Phoenix terus saja menangis dan memperlihatkan gejala dehidrasi. Pada umur 9 hari, ia pun dibawa ke Sanford Medical Center, Fargo, Dakota Utara. Di situlah Phoenix dinyatakan terserang stroke.

"Katanya terjadi penggumpalan darah sehingga tak ada aliran darah yang menyuplai ke otaknya," urai ayah Phoenix, Robert.

Satu-satunya yang bisa dilakukan hanya memberi Phoenix obat penghilang rasa sakit untuk membuatnya bertahan. Selain itu, kedua orang tua Phoenix harus bersiap dengan kemungkinan terburuk.

Hingga kemudian, seorang dokter ahli bedah saraf bernama dr Alexander Drofa dari Sanford Brain and Spine Center, Fargo menawarkan untuk melakukan sesuatu. Ia berniat melakukan tindakan bedah untuk mengangkat gumpalan darah yang memicu stroke Phoenix.

"Dia bilang tidak bisa berdiam diri begitu saja," kata Robert menirukan perkataan dr Drofa.

Namun prosedur ini hanya pernah dilakukan kepada pasien dewasa saja. Selain itu, tim dr Drofa harus melakukan tindakan bedah secepat mungkin mengingat perangkat medis yang digunakan adalah diperuntukkan bagi pasien dewasa.

"Satu hal yang membuat kami yakin jika ini patut dicoba adalah kami punya segudang pengalaman," timpal dr Drofa.

Meski demikian, dr Drofa tak ingin memberikan harapan palsu kepada Robert dan istrinya, Genevieve. Ia pun meminta mereka berharap yang terbaik saja. Sedangkan pasangan ini merasa takkan melihat Phoenix lagi. Saat itu tubuh Phoenix sudah dipenuhi selang infus, tetapi ia tak terlihat sedang bernapas.

Baca juga: Stroke Bisa Memicu Disleksia? Ini Penjelasan Dokter

Selama berjam-jam, akhirnya dr Drofa dan timnya berhasil mengangkat gumpalan di pembuluh darah Phoenix. Akan tetapi mereka harus melakukan 'improvisasi' untuk menentukan dosis obat antikoagulan yang berfungsi mencegah penggumpalan darah kembali yang nantinya diberikan kepada Phoenix.

Selepas operasi, Phoenix dibawa ke ruang perawatan intensif. Sehari setelahnya, dr Drofa memastikan darah si kecil bisa terpompa dengan normal ke otaknya, dan tidak terjadi penggumpalan lagi. Itu artinya upaya mereka berhasil.

"Kami sangat terkejut karena kami juga tak tahu jika ini akan terjadi," ucap dr Drofa seperti dilaporkan ABC News.

Selama setahun belakangan, dokter terus memantau Phoenix dengan ketat untuk memastikan tidak terjadi kekambuhan. Phoenix juga berisiko mengalami sejumlah gangguan perkembangan akibat stroke, tetapi menurut kedua orang tuanya, tumbuh kembang putranya baik-baik saja selama ini.

Robert pun berharap apa yang terjadi pada Phoenix juga bisa dijadikan acuan untuk membantu orang tua atau dokter lain yang dihadapkan pada pasien yang sama.

Karena keberhasilannya, dr Drofa pun mempublikasikan pencapaiannya ini lewat jurnal medis Pediatric Neurosurgery, September lalu.

Baca juga: Bocah 11 Tahun Ini Terserang Stroke Akibat Terjatuh dari Kasur (lll/vit)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search