Senin, 23 Januari 2017

Kisah Perajin Kamasan Martapura Dulu Bisa Kantongi Rp 100 Per Hari, Nasibnya Kini

BANJARMASINPOST.CO.ID - Mengenakan sarung bergaris, Jumat (20/1) siang, Hasan (22) tak langsung bersantai selepas mengemban ilmu di Madrasah Muroatus Syibyan Desa Dalam Pagar Ilir, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar.

Dia memilih menuju meja kerjanya di ruang tamu kediamannya dan mengeluarkan satu per satu alat kerjanya.

Sekilas, peralatan itu memang tak ada hubungannya dengan ilmu yang kini ditekuni Hasan.

Namun siapa sangka melalui peralatan itu pula, Hasan mampu mengais rezeki dan menjadi tulang punggung keluarganya.

Ya, Hasan merupakan satu dari beberapa Pengrajin Kamasan yang kini masih bertahan di Kampung Kamasan, Desa Dalam Pagar Ilir.

Menghasilkan beragam perhiasan berupa emas dan perak yang indah sesuai pesanan dan trend ramai di tengah pasaran.

Proses tersebut pun tentu tak mudah dilakukan semua orang.

Menurut Hasan, untuk membuat sebuah gelang atau cincin berbahan campuran perak atau emas tentu memerlukan kesabaran dan ketelitian.

Pasalnya, kedua hal itulah yang menentukan nilai estetika suatu perhiasan sehingga sesuai minat pelanggan di pasaran.

"Misalnya membuat gelang perak ini, awalnya perak dibakar hingga meleleh. Kemudian ditempa guna membentuk sesuai harapan, sebelum akhirnya memasang berlian atau intan sesuai pola yang sudah direncanakan," jelasnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search