MURATARA - Seratusan masyarakat Suku Anak Dalam yang terdiri dari 33 Kepala Keluarga menetap sementara di Desa Mandi Angin, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.
Rumah-rumah yang mereka tempati dibuat seadanya. Rata-rata dindingnya dari terpal sementara atapnya dedaunan pohon yang dianyam sedemikian rupa. Untuk mengisi perut sehari-sehari, mereka mengandalkan hasil alam sekitar.
BERITA REKOMENDASI
Di tengah kehidupan prihatin itu, anak-anak Suku Anak Dalam tidak terjamah fasilitas pendidikan, sehingga tak ada yang bisa membaca maupun menulis. Sedangkan mereka yang sudah dewasa, juga bernasib serupa.
Namun ketertinggalan ini nampaknya akan segera teratasi. Sejak sebulan terakhir, anak-anak Suku Anak Dalam di Desa Mandi Angin mengikuti kegiatan yang tak pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Gurunya adalah tiga personel Polisi, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Rawas Ilir.
Menjangkau Desa Mandi Angin tidaklah mudah. Kondisi jalanan sangat licin bila musim penghujan. Sedangkan ketika panas terik, debu bertebaran di mana-mana. Butuh waktu setidaknya dua jam dari pusat kota ke Desa Mandi Angin. Satu-satunya kendaraan yang bisa melintas hanya sepeda motor.
Kapolres Musi Rawas AKBP Hari Brata mengendarai motor menuju Desa Mandi Angin untuk bertemu Suku Anak Dalam. Foto Era Neizma/Okezone
Kendati medan yang dilalui berat, tak menyurutkan tekat tiga personel Polsek Rawas Ilir. Tujuan mereka satu, membantu anak-anak Suku Anak Dalam agar tak lagi buta huruf. Tekat para personel ini semakin kuat, karena anak-anak Suku Anak Dalam sangat antusias belajar.
Jangan bayangkan anak-anak ini belajar di sebuah ruangan dan mengenakan seragam. Faktanya, mereka duduk di bawah pohon beralaskan tikar dengan fasilitas satu-satunya papan tulis. Di antara mereka, bahkan ada yang tak mengenakan baju.
Namun minimnya fasilitas tak menyurutkan semangat anak-anak Suku Anak Dalam. Kini mereka mengenal huruf, mulai bisa membaca dan berhitung meski masih terbata-bata.
Kapolres Musi Rawas AKBP Hari Brata, belum lama ini datang ke Desa Mandi Angin untuk melihat langsung kegiatan anggotanya. Kapolres datang bersama istrinya dengan mengendarai sepeda motor sendiri.
"Sasaran kami bukan hanya masalah kamtibmas, tapi juga persoalan kemanusiaan. Suku Anak Dalam di sini butuh uluran tangan. Mereka rata-rata hidup di bawah garis kemiskinan dan buta huruf. Mereka butuh bantuan kita," kata AKBP Hari Brata.
Dia menyakini, bisa membaca, menulis, dan berhitung akan menambah kepercayaan diri masyarakat Suku Anak Dalam bila nantinya berinteraksi dengan masyarakat luar. Sementara untuk personel yang mengajar, Kapolres memberikan apresiasi.
Kapolres berharap pemerintah daerah segara turun tangan membantu pendidikan anak-anak Suku Anak Dalam, agar persoalan butuh huruf segera terentaskan.
"Kami memiliki keterbatasan. Proses belajar mengajar ini hanya dapat dilaksanakan oleh personel selama 1 kali setiap minggu mengingat jarak tempuh yang cukup jauh dari Polsek," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar