Suara.com - Bentrokan antara warga Tambak, Menteng, Jakarta Pusat, dengan puak Gang Tuyul, Manggarai, Jakarta Selatan, yang berlangsung dua hari sejak Minggu hingga Senin (5-6/3/2017), mengejutkan banyak pihak.
Betapa tidak, tawuran antarwarga itu seperti aib yang terselip ketika aparat keamanan mengklaim situasi ibu kota kondusif menjelang putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, 19 April nanti.
Apalagi, dalam bentrokan tersebut, dua warga tewas: satu pelajar dan seorang mahasiswa.
Namun, orang-orang di dua daerah yang bertetangga itu tampak mahfum meski sempat terkaget-kaget. Pasalnya, warga Tambak dan Manggarai sudah lama terlibat perseteruan yang tak jarang berubah menjadi "perang". Perseteruan warga kedua wilayah itu, bak petitih "bara dalam sekam".
"Sudah tidak bisa lagi dihitung mas, jumlah bentrokannya. Sudah dari dulu. Kami, sebagai warga yang tidak ikut bentrok Cuma bisa pasrah. Mau bagaimana lagi," tutur Dita (34), warga Gang Tuyul kepada Suara.com, Selasa (7/3/2017).
Dita mengisahkan, sebelum tahun 2015, perkelahian massal awak kedua daerah acapkali terjadi. Tapi, memasuki tahun 2015, tawuran itu terhenti selama dua tahun, persisnya sampai hari Minggu pekan lalu.
"Sudah dua tahun berdamai. Terakhir bentrok tahun 2014. Kami juga sudah merasa nyaman karena situasi damai ini. Jadi, meski sudah terbiasa, kami juga kaget saat bentrok kembali terjadi," ungkapnya.
Dita membeberkan, banyak bentrokan yang terpicu oleh persoalan kecil-kecil. Misalnya, ribut lantaran main sepak bola, atau berebut "persenan" dari usaha mengelap kaca mobil-mobil pengguna jalan kala hujan.
Ia mengungkapkan, warga Gang Tuyul sudah menyambangi orang-orang Tambak pascabentrok termutakhir untuk menyelesaikan persoalan.
"Warga kami sudah datang ke sana, hari Minggu. Kami maunya berdamai. Tapi ternyata, Senin malah kembali bentrok," sesalnya.
Sementara Soimah (30), warga Gang Tuyul, menyatakan harapannya agar kaum muda daerahnya tak lagi tawuran dengan warga Tambak.
"Ya, saya tidak mau ada tawuran. Kita kan sama-sama warga Jakarta, maunya damai-damai saja hidup. Rukun-rukun saja. Mana mau sih ada ribut-ribut terus," harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar