Senin, 06 Maret 2017

Ultah ke-125, Vogue Angkat Kisah Para Hijabers AS di Era Trump

Jakarta - Vogue merayakan ulang tahun ke-125 dengan membuat fitur kehidupan para wanita Amerika yang begitu beragam. Salah satunya kehidupan wanita muslim. Dalam edisi ulang tahunnya ini, Vogue membuat judul 'American Women' meliputi 15 video dan potret kisah para wanita Amerika, termasuk yang berhijab.

Fotografer yang menangkap kisah wanita muslim Amerika, Lynsey Addarrio, bercerita sedikit tentang pembuatan fitur tersebut. Ia mengatakan membuat profil empat wanita muslim yang tinggal di Maryland, Amerika Serikat. Seperti cerita Fatin, remaja berhijab 16 tahun yang berasal dari Suriah. Keluarganya meninggalkan Fatin bersama adik kecilnya di 2013 setelah ibunya tiba-tiba menghilang.

Lynsey menambahkan potret mereka dalam sebuah kamar, di mana Fatin tampil memakai jilbab. Sang adik pun tampak sedang bermain di belakangnya. Lynsey merasa prihatin dengan kisah Fatin. Dalam perjalanannya menjadi fotografer, ia juga sudah terbiasa mengambil gambar pria dan wanita muslim lebih dari satu dekade. Ia sering memotret di berbagai wilayah dunia yang rusak akibat perang maupun perselisihan.

Akan tetapi kali ini Lynsey melihat meningkatnya Islamophobia memberikannya motivasi untuk meredakan pandangan miring tentang Islam. Terutama setelah Donald Trump menjadi presiden yang membangun kekhawatiran masyarakat muslim di seluruh Amerika Serikat.

"Sejak Presiden Trump menjabat, dia telah mengeluarkan perintah secara langsung dan tidak adil dengan menargetkan muslim. Menurutku itu penting bagi media menunjukkan bahwa banyak orang Amerika yang muslim, aku berharap cerita para wanita muslim dalam edisi kali ini bisa membantu menghilangkan kesalahpahaman," tutur Lynsey seperti dilansir dari Huffington Post.

Ultah ke-125, Vogue Angkat Kisah Para Hijabers AS di Era TrumpFoto: Lynsey Addarrio

Selain Fatin, wanita muslim lain yang menarik perhatian Lynsey adalah Zainab Chaudhary. Ia merupakan bagian dari kelompok advokasi Council on American-Islamic Relations (CAIR). Dalam pekerjaan dan kehidupan pribadinya, Zainab bercerita kalau ia juga kerap berjuang untuk melawan stereotipe tentang Islam dan wanita berhijab.

"Faktanya adalah kami datang dari beragam latar belakang. Kita semua memiliki pengalaman unik yang menentukan siapa kita," ujar Zainab dalam sebuah artikel di Vogue.

Direktur Kretatif Vogue, Sally Singer, juga menyebutkan kalau banyak keluarga yang takut dideportasi. Masalah ras juga diperdebatkan di media sosial. Tidak hanya itu, seksualitas, agama, ekologi, serta kewarganegaraan merupakan segala sesuatu yang kerap dilibatkan dalam politik. Belum lagi banyak wanita yang merasa kurang aman sejak pemilu dan sejumlah warga lain justru sebaliknya.

Ultah ke-125, Vogue Angkat Kisah Para Hijabers AS di Era TrumpFoto: Lynsey Addarrio

Meski menampilkan kisah hijabers terutama setelah Trump terpilih namun Sally mengatakan kalau edisi ini bukan untuk merespon kebijakan Trump hanya saja memberikan banyak sudut pandang dari para wanita Amerika. Lynsey pun melanjutkan kalau hidup menjadi wanita muslim Amerika memang berubah dalam beberapa bulan terakhir. Salah satunya setelah Trump memberikan kebijakan larangan masuk Amerika bagi yang memiliki visa dari tujuh negara mayoritas muslim. Untuk itu, Lynsey berusaha memberikan suaranya untuk mendukung para wanita muslim di Amerika.

"Pada akhirnya kita semua sama terlepas dari apa agama kita. Semua wanita ingin bahagia dan sukses," tambah Lynsey kemudian.

Ingin ikut Umrah gratis dan hadiah uang tunai total ratusan juta rupiah? Yuk, ikut audisi Sunsilk Hijab Hunt 2017! DaftarDI SINI. (ays/ays)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search