DUA tahun setelah mendirikan perusahaan, tepatnya 2008, Alfan Wahyuddin mulai mengenal dunia hipnoterapi. Kala itu dia belajar hypnoselling. Yakni, metode penjualan atau bisnis dengan komunikasi hipnotis. Menurut dia, ilmu tersebut banyak manfaatnya. Bukan hanya untuk dunia bisnis.
Karena itu, dia belajar di beberapa tempat. Mulai Malang, Jakarta, hingga Jawa Tengah. Setelah belajar selama setahun, Alfan berpikir untuk mengaplikasikan sekaligus menurunkan kemampuannya kepada orang lain. ''Saya akhirnya membuka kelas-kelas pelatihan hipnoterapi. Yang ikut dari berbagai kalangan. Mulai guru, praktisi medis, karyawan swasta, mahasiswa, hingga dosen,'' katanya.
Setelah setahun terbagi antara bisnis dan hipnoterapi, Alfan pun harus memilih. ''Saya pilih kembali concern ke bisnis, tapi tanpa meninggalkan dunia hipnoterapi,'' ucapnya.
Hal itu dilakoni Alfan dengan cara menerapkan ilmu hipnotis di tingkat internal. Khusus karyawan di perusahaannya. Tujuannya, mereka lebih memiliki semangat kerja dan gairah belajar.
Menurut dia, bagus tidaknya kinerja seseorang dalam bekerja bergantung program yang ada di bawah alam sadar. Jika alam bawah sadar positif, semua tindakan pasti ikut positif. ''Tugas saya membedah atau menyeting ulang alam bawah sadar mereka,'' tambah pria yang kini menyelesaikan studi magister manajemen di Universitas Ciputra Surabaya itu.
Alfan mengatakan, masalah terbesar yang timbul di perusahaannya adalah kurangnya rasa percaya diri karyawan. ''Di perusahaan, biasanya saya mengangkat manajer atau supervisor dari karyawan tingkat bawah. Mereka ini kurang percaya diri dan minder kalau ketemu dengan klien yang jabatannya tinggi. Itu kan sangat berpengaruh ke sisi pelayanan karena kami berbasis jasa,'' paparnya.
Pada kasus perusahaan lain, Alfan pernah menerapi karyawan yang takut bertemu dengan atasannya. Saat ditelisik lebih jauh, dia ternyata trauma. Yakni, pernah dimarahi atasannya di depan banyak orang. ''Kalau ketemu, langsung panas dingin, keluar keringat. Sekarang dengar nama atasan saja dia sudah pengin ketawa,'' ungkap Alfan.
Berbagai metode hipnoterapi disesuaikan dengan masalah dan karakter pasien. Pengalaman lain, dia pernah menghipnotis perempuan 25 tahun yang sangat membenci ayahnya. Di alam bawah sadarnya, semua laki-laki berengsek. ''Hal tersebut membuatnya berkali-kali gagal menikah,'' paparnya.
Tiga bulan setelah diterapi, Alfan mendapat kabar gembira bahwa kliennya sudah menikah dengan pria yang dicintai. ''Senang sekali kalau berhasil. Bisa membantu orang. Apalagi ini tidak saya komersialkan,'' paparnya. (*/c15/dio)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar