Rabu, 05 Juli 2017

Kisah Tom Holland mendapatkan peran Spider-Man

Tom Holland saat menghadiri pemutaran perdana film Spider-Man Homecoming di TCL Chinese Theatre, Los Angeles, California, AS (28/7/2017).
Tom Holland saat menghadiri pemutaran perdana film Spider-Man Homecoming di TCL Chinese Theatre, Los Angeles, California, AS (28/7/2017).
© Paula Munoz/AP Photo

Film pahlawan super Spider-Man: Homecoming tayang di Indonesia mulai hari ini, Rabu (5/7/2017). Ada banyak alasan untuk menyaksikan film tersebut. Salah satunya karena nama Tom Holland (21), sang pemeran baru si manusia laba-laba.

Holland, aktor kelahiran Inggris, 1 Juni 1996, adalah aktor ketiga yang berkesempatan mengenakan kostum Spider-Man dalam film. Dua aktor terdahulu adalah Tobey Maguire dan Andrew Garfield.

Seperti dua pendahulunya, tidak mudah bagi pengagum akting Jake Gyllenhaal, Leonardo DiCaprio, dan Meryl Streep itu bisa mendapatkan peran Spider-Man, salah satu tokoh ikonis dalam dunia komik Marvel.

Sejak fase awal Holland harus bekerja keras menyisihkan kandidat lain yang juga mengincar peran yang sama. Menurut keterangan Sony Pictures dan Marvel, sekitar 1.500 orang mengikuti proses casting.

Kepada Zendaya Coleman yang mewawancarainya untuk Interview Magazine (5/6), Holland mengaku delapan kali mengikuti proses casting selama lima bulan.

Lolos dari rintangan pertama tadi, beberapa aktor sepantaran yang tidak kalah populer, seperti Nat Wolff (pemeran utama film Paper Towns), Asa Butterfield (Ender's Game), Timothee Chalamet (Love the Coopers), dan Liam James (The Way, Way Back) telah menanti di fase screen test.

Saat proses tersebut, aktor yang menjalani debut lewat film The Impossible (2012) ini harus beradu akting dengan Robert Downey Jr. (pemeran Iron Man) dan Chris Evans (Captain America).

Walau demikian, putra pasangan Dominic Holland dan Nicola Elizabeth itu berhasil meninggalkan impresi mendalam bagi Sarah Finn, casting director langganan Marvel.

Apa saja keunggulan Holland yang tidak dimiliki para pesaingnya tadi? Modal utamanya adalah kelenturan tubuh dan ketahanan fisik. Kemahirannya dalam melakukan backflip, parkour, menari, dan gerakan-gerakan akrobatik lain membuatnya jadi pilihan utama.

Kemampuan tersebut dimiliki Holland sejak belia. Ia mengisahkan bahwa sang ibu yang berprofesi sebagai fotografer telah memasukkannya ke Nifty Feet Dance School di Wimbledon, Inggris.

"Itu karena ibu sering melihat saya menari setiap kali mendengar lagu-lagu Janet Jackson yang ia putar," kisah Holland.

Kemampuannya menari saat ikut Richmond Dance Festival 2006 membuat koreografer Billy Elliot the Musical kepincut dan mengajaknya bergabung.

Selama dua tahun mengikuti pementasan drama musikal itu, Holland juga dibekali kemampuan balet. Alhasil badannya semakin lentur.

Bersama teman-teman kompleksnya ia juga rajin lari, skateboard, dan parkour (baca: paar-kuur). Jadi perkara melompati berbagai rintangan, seperti pohon, tembok, bahkan dua gedung yang berjarak sekira dua meter, bukan hal yang terlalu sulit bagi Holland.

Semua kegiatan tersebut diakuinya sangat membantu selama proses casting mendapatkan peran Spider-Man.

"Saya bersyukur pernah mendapatkan latihan-latihan tadi. Karena ternyata itu semua sangat berharga dalam menunjang karier saya sebagai aktor," tambahnya.

"Kami melihat begitu banyak aktor muda yang hebat, tapi screen test yang dilakukan Tom (Holland) sungguh spesial. Secara keseluruhan, kami siap memulai proyek ini dengan percaya diri," ujar Tom Rothman, Chairman Sony Pictures Motion Pictures Group.

Saat namanya diumumkan secara resmi sebagai pemeran Spider-Man (23/6/2015), giliran tubuhnya yang jadi fokus pembenahan. Ia masih dianggap terlalu ringkih.

Beragam latihan bela diri dan sejumlah aktivitas fisik lain untuk menambah massa otot rutin ia lakukan 15 jam setiap hari selama berbulan-bulan. Salah satunya menggunakan Electronic Muscle Stimulation (EMS).

Selain latihan keras, ada cerita lucu yang mewarnai perjalanan Holland sebagai Spidey. "Usai mengikuti casting terakhir, pihak studio mengatakan akan memberi keputusan keesokan hari," kenangnya dalam acara Ellen DeGeneres Show.

Enam pekan berlalu, ia belum juga mendapatkan kepastian. "Sepanjang penantian tersebut hampir setiap lima menit saya mengecek informasi terkait Spider-Man di internet," tambahnya.

Ketika sedang bersantai di kamar bersama Tessa, anjing kesayangannya, Holland terperanjat melihat informasi berseliweran di Instagram yang menyebut namanya sebagai pemeran Spider-Man.

Ia hanya bisa tertawa sembari berharap dalam hati info itu jadi kenyataan. Pasalnya Sony dan Marvel belum menghubunginya secara resmi untuk memberikan konfirmasi.

Harry, adik Tom, berspekulasi bahwa kemungkinan Sony kembali jadi sasaran peretasan sehingga informasi yang sifatnya rahasia tersebut bisa bocor terlebih dahulu.

Tiba saatnya Kevin Feige, Presiden Marvel Studios, mengabarkan via telepon bahwa ia terpilih sebagai pemeran Spider-Man. Holland membalas singkat, "Saya sudah tahu."

Di Indonesia, Spider-Man: Homecoming yang diedarkan PT. Omega Film mendapat stempel "13+" dari Lembaga Sensor Film alias tontonan untuk anak berumur 13 tahun ke atas.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search