Rabu, 29 November 2017

Ini Kisah Sahabat yang Memanjangkan Rambutnya

REPUBLIKA.CO.ID, Wail bin Hujr ra menceritakan pada suatu hari ia duduk di majelis Rasulullah SAW dan rambutnya terurai panjang. Ketika ia berhdapan dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba Beliau mengucapkan kata-kata, "Dzubab, dzubab (sesuatu yang buruk dan celaka)."

Dikutip dari buku yang berjudul "Himpunan Fadhilah Amal" karya Maulana Muhammad Zkariyya al-Kandahlawi Rah.a. bahwa Wail ra berpikir bahwa ucapan itu ditujukan kepada rambutnya. Lantas ia pulang dan segera memotong rambutnya. Keesokan harinya, ia kembali duduk di majelis Nabi SAW. Beliau bersabda kepada Wail bin Hujr ra, "Pada saat tiu, ucapanku tidak ditujukan kepadamu, tetapi baik bila kamu memotong rambutmu," (HR. Abu Dawud).

Dzubab maknanya adalah celaka atau sesuatu yang buruk. Perkataan itu merupakan isyarat atau sindiran bagi orang yang telah berbuat salah. Walaupun Wail bin Hujr ra salah dalam memahami maksud yang sebenarnya, tetapi ia tetap menunaikannya tanpa menunda-nunda lagi. Padahal Nabi SAW bersabda, "Aku tidak mengatakannya untukmu." Tetapi ia memahami dirinya telah berbuat salah sehingga ia segera mengubahnya.

Kisah yang serupa di Damsyik tinggallah seorang sahabat bernama Suhail bin Hanzhaliya ra yang sangat pendiam. Ia jarang bergaul dengan masyarakat juga jarang pergi ke mana-mana. Ia selalu sibuk dengan shalat, bertasbih, dan berdzikir, serta pulang pergi ke masjid. Pernah di sebuah jalan, ia bertemu dengan sahabat Abu Darda ra.

Abu Darda berkata, "Wahai Suhail, berilah aku nasihat yang tidak merugikanmu dan aku mendapatkan manfaat dari nasihat itu." Kemudian Suhail menceritakan kisah yang terjadi pada zaman Rasulullah atau hadits Rasulullah SAW. Kisah itu mengenai sahabat yang bernama Khuraim Asadi. Ia adalah orang yanng baik, namun ia mempunyai dua kebiasaan buruk. Pertama, ia membiarkan rambutnya panjang. Kedua, ia membiarakan sarungnya melewati mata kaki.

Ketika berita itu sampai kepada Khuraim ra, ia langsung mengambil pisau dan memotong rambutnya di bawah telinga dan mulai memakai sarung sampai pertengahan betisnya. (HR. Abu Dawud). Sebagian riwayat mengatakan Rasulullah SAW secara langsung menasihati lagi perbuatannya.  Dalam kedua riwayat ini tidak ada pertentangan. Mungkin Rasulullah SAW mengatakannya secara langsung atau melalui seseorang, kemudian disampaikan kepadanya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search