Dunia psikologi, tak melulu diperuntukkan bagi seseorang yang memiliki gangguan jiwa saja. Namun, psikologi juga dapat membangun kepribadian dan karakter seseorang menjadi lebih cerdas secara emosional, terutama untuk kaum milenial atau anak muda zaman sekarang (baca: kids jaman now). Itulah misi Analisa Widyaningrum, seorang psikolog muda nan cantik, sehingga mendirikan sekolah kepribadian bernama Analisa Personality Development Center.
Ana, begitu kerap ia disapa, memang dikenal sosok luar biasa hebat dan menginspirasi, tak hanya bagi rekan-rekan sejawatnya, juga bagi seluruh anak muda di Indonesia. Bagaimana tidak, alumnus Universitas Gadjah Mada ini terbilang sukses di bidang yang ia geluti.
Selain menjalankan tugas wajibnya sebagai psikolog di RS Jogja Internasional Hospital dan Homeschooling Anak Pelangi, Ana juga mengajar di beberapa Universitas Swasta di Jogja, sekolah penerbangan pramugari, trainer di beberapa instansi perusahaan, termasuk di Analisa Personality Development Center yang ia dirikan.
Kepada berbagai media, wanita kelahiran 31 Januari 1989 ini menyebut kantor yang ia dirikan ini merupakan bukti keseriusannya dalam menjalankan profesinya sebagai seorang psikolog. Dalam sekolah yang didirikannya, terdapat layanan psikologi seperti konseling, psikotes dan in house training outbond. Di sana ia, tak hanya menerima konseling psikologi saja, juga membuka kursus kepribadian untuk berbagai usia.
Menurunya, sekolah kepribadian yang ia bangun diharapkan dapat membentuk karakter generasi penerus bangsa yang cerdas secara emosi relatif kurang. Sebab, pembentukan karakter ini sangat penting agar tidak terjadi masalah dalam berhubungan sosial.
"Sekarang itu kan pendidikan di Indonesia kayak berlomba-lomba pada kecerdasan intelektual, pintar akademik. Padahal menjawab tantangan sekarang itu yang aku lihat realitanya banyak kasus bullying. Banyak kasus yang buat aku berpikir sebagai orangtua karena anakku udah dua jadi aku nggak harus punya anak yang pintar akademik tapi dia harus pintar ngadepin hidup ini. Misalnya kayak dia punya karakter yang bagus, dia bukan pelaku dan bisa melawan juga kalau terjadi bullying, lebih hal-hal yang punya kecerdasan emosi sih yang lebih diutamakan," ujar Analisa seperti dilansir dari Jawa Pos.
Tak hanya di masa kini, kecerdasan Ana telah tampak sejak kuliah. Dia dikenal sebagai mahasiswa berprestasi. Melansir dari Detik.com, Ana ternyata merupakan penerima Djarum Beasiswa Plus 2009 dan pernah menjadi Duta Bahasa, serta menjadi delegasi Indonesia dalam ASEAN Youth Friendship Network pada 2010.
Dia saat ini juga aktif sebagai moderator di MPR RI Goes to Campus, yaitu sebuah kegiatan diskusi antara anggota MPR RI dengan akademisi, mahasiswa, dan masyarakat. Analisa menilai kurikulum di sekolah saat ini terlalu kaku dan banyak membuat anak stres.
"Sehebat apapun guru, jika motivasinya bukan jadi guru maka dia enggak akan tulus. Guru zaman sekarang harus belajar Hard Skill, Soft Skill, Digital Media dan komunikasi. Setelah itu barulah berikan apresiasi bagi para guru, apresiasi enggak melulu soal uang."
(rei)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar