Pertarungan antar saudara di atas lapangan hijau adalah pemandangan yang jamak terjadi. Seperti halnya kisah Granit Xhaka - Taulant Xhaka ataupun Florentin Pogba - Paul Pogba, Bundesliga juga menyajikan sebuah pertemuan antar saudara dalam laga antara Werder Bremen melawan Hannover 96.
Werder Bremen sendiri akan menjamu Hannover dalam lanjutan pekan ke-12 Bundesliga di Weserstadium, Senin (20/11/2017) dini hari WIB. Jika dilihat secara peringkat, kedua tim berselisih cukup jauh di klasemen sementara Bundesliga. Hannover berada di peringkat kedelapan, sementara itu Werder Bremen berada di peringkat ke-17.
Jauhnya peringkat antar kedua tim di klasemen sementara ini membuat Hannover diprediksi akan memenangkan pertandingan ini dengan mudah. Apalagi Bremen, yang bertindak sebagai tim tuan rumah dalam laga ini, sama sekali belum pernah memetik kemenangan pada gelaran Bundesliga musim 2017/2018.
Namun, ada satu hal menarik yang bisa menjadi bumbu tersendiri antar kedua tim yang tak lain adalah persaingan antara kakak-adik, Lamine dan Salif Sane. Seperti halnya Xhaka bersaudara yang menempati posisi yang tidak jauh berbeda, Lamine dan Salif juga menempati posisi yang sama di masing-masing tim yang mereka bela.
Lamine Sane menempati posisi sebagai bek tengah Werder Bremen, sedangkan Salif Sane mengisi posisi sebagai bek tengah Hannover 96.
Walau menempati posisi yang sama, ternyata keduanya menjalani takdir yang berbeda pada musim 2017/2018 ini. Ketika Salif Sane benar-benar menjadi andalan di kubu Hannover dengan torehan sepuluh kali penampilan di Bundesliga, sang kakak, Lamine Sane hanya menorehkan tujuh penampilan saja dalam ajang Bundesliga musim 2017/2018 ini.
Atas jam main sang adik yang lebih banyak ini, dilansir dari situs resmi Bundesliga, Lamine pun mengungkapkan bahwa sang adik, Salif, lebih baik daripada dirinya. Catatan sang adik yang mampu mengantarkan timnas Senegal lolos ke Piala Dunia 2018 juga menjadi nilai tambah tersendiri.
Dalam soal statistik permainan di Bundesliga, sang adik, Salif, memang sedikit lebih unggul daripada sang kakak, Lamine. Hannover 96, tim yang dibela Salif, menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit ketiga di Bundesliga dengan catatan 11 gol, sama dengan Augsburg dan Eintracht Frankfurt, dan hanya kalah dari Schalke 04 (10 gol) serta Bayern Muenchen (delapan gol).
Namun, Salif mengaku bahwa jika ia sedang bersama dengan kakaknya, mereka sama sekali tidak pernah membicarakan soal penampilan mereka di klub masing-masing. Salif bersikukuh bahwa ketika mereka bertemu, mereka malah lebih banyak membicarakan tentang kehidupan pribadi mereka yang masih harus ditopang sedemikian rupa, meski ia tidak menampik menantikan pertarungan dengan kakaknya ini.
"Saya melakukan ini untuk hidup, dan dengan kakak saya, saya jarang mendiskusikan sepak bola. Tapi lebih jauh, saya menantikan pertarungan dengan kakak saya di Jerman ini, meski saya juga pernah bertemu dengannya ketika main di Prancis," ujar Salif.
Pertemuan antar keduanya menarik untuk dinantikan, dengan ikatan darah yang mengikat keduanya sebagai kakak-adik. Meski kelak keduanya akan saling berjibaku di atas lapangan, fakta bahwa keduanya adalah keluarga adalah fakta yang tidak bisa dikesampingkan.
Seperti kata Socrates, pemain kenamaan Brasil, pertandingan sepak bola hanya berlangsung 90 menit. Sisanya, kehidupan harus terus berjalan. Pertandingan antara Hannover 96 dan Werder Bremen mungkin akan membuat Lamine dan Salif terpisah selama 90 menit. Akan tetapi setelah itu, mereka tetaplah keluarga yang harus saling mendukung satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar