Senin, 20 November 2017

Kisah Papa di Negeri Nganukarta

Foto: Alit Ambara

Konon di sebuah negeri bernama Nganukarta, hiduplah seorang tokoh legendaris bernama papa. Memulai perjalanan hidup dari titik nol, papa telah mengarungi pahit manis serta asam garam kehidupan.

Konon di sebuah negeri bernama Nganukarta, hiduplah seorang tokoh legendaris bernama papa. Memulai perjalanan hidup dari titik nol, papa telah mengarungi pahit manis serta asam garam kehidupan.

Konon di sebuah negeri bernama Nganukarta, hiduplah seorang tokoh legendaris bernama papa. Memulai perjalanan hidup dari titik nol, papa telah mengarungi pahit manis serta asam garam kehidupan.

Papa ini pengalamannya sangat banyak; mulai dari dagang beras, madu, macam-macam pokoknya. Papa juga pernah mencoba usaha dengan membuka kios potokopi. Tidak usah nanya saya kenapa di jaman itu kok sudah ada mesin potokopi. Ini bukan acara tanya jawab. Pokoknya gitu, terima aja.

Temannya papa ini banyak sekali. Mungkin karena papa sangat jago dagangan. Waktu mengurus pom nganu, tempatnya juga ramai. Jualan pupuk. Terus apalagi ya? Oiya, papa juga pernah jualan ternak gitu.

Papa juga dengan gigih bikin rumah apalah gitu di pulau nganu. Usaha ini juga berhasil.

Papa ini sudah punya segalanya, sukses jualan segala macam bahkan ikut mengurus Negara Nganukarta dan jadi mahapatih juga.

Apalah arti kehidupan kalau belum mengarungi angin topan dan terjangan ombak. Papa pun berkali-kali mengalami badai.

Nama papa katanya ikut disebut dalam mengalihkan hak tagih nganu, menyelundupkan beras nganu, masukin limbah nganu, juga huru-hara pembangunan gedung nganu.

Bahkan dalam sebuah lakon yang judulnya papa minta nganu, beliau jadi pusat perhatian. Bintang kejora.

Lalu, petugas yang mengurus soal kartu memasukkan papa dalam buku catatan hitam. Menurut petugas itu, papa diduga terkait dalam bisnis kartu yang melibatkan banyak nama di negeri Nganukarta.

Tapi itu semua bukan masalah. Aura dan pesona yang dimiliki papa, membuat banyak rekan-rekannya memberikan dukungan. Ada yang suka, ada yang tidak suka. Biasalah itu.

Kembali ke bisnis kartu, papa tidak terima dimasukkan buku hitam tersebut. Ia pun protes dan membawa masalah ini pada Pak Hakim.

Saat menghadap Pak Hakim, papa tidak sendirian. Ia selalu ditemani oleh Pak Kumis yang juga fenomenal. Duet ini pun menjadi tak terlupakan.

Sebelum papa menenui Pak Hakim, lha kok papa ini jatuh saat pertandingan nganu. Akhirnya papa terpaksa istirahat. Enak-enaknya istirahat ada mengambil gambar papa.

Siapa sangka gambar papa sedang istirahat ini, ternyata banyak yang mengomentari. A, B, C, sampai dengan Z. Heboh semuanya. Gonjang-ganjing.

Dengan bantuan Pak Kumis, papa pun dinyatakan menang oleh Pak Hakim. Pak petugas yang mengurus kartu kecewa. Sedangkan papa pastinya gembira. Mungkin karena faktor kegembiraan itu tadi, papa pun sembuh. Jreng!

Omong-omong, penduduk Nganukarta terkenal lucu, kreatif, dan senang mengungkapkan perasaan lewat gambar. Seni rupa buatan penduduk ini, sebenarnya dibuat karena mereka perhatian.

Untuk menyikapi kemenangan papa, penduduk yang kritis dan humoris pun membuat gambar-gambar yang menghibur. Mulai lukisan papa pegang piala, papa menang lomba, sampai papa bagi-bagi uang. Namanya juga ekspresi.

Tapi tampaknya ada yang marah dan tidak terima. Penduduk Nganukarta pembuat gambar lucu itupun dilaporkan ke Pak Petugas oleh papa.

Eh, belum lama berselang, petugas kartu datang kembali.

(Bersambung)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search