Minggu, 24 Desember 2017

Kisah Mapalus Belanja Natal Di Minahasa

Laporan Wartawan Tribun Manado Arthur Rompis

MANADO, TRIBUN - Menguatnya modernitas di kalangan warga Minahasa memunculkan kekhawatiran bilamana budaya Mapalus bakal mati.

Namun kekhawatiran itu tak sepenuhnya benar.

Justru Mapalus bertransformasi dengan modernitas, seperti nampak dalam mapalusbelanja natal warga Langowan.

Warga disana bermapalus kumpul uang untuk berbelanja keperluan natal di Manado.

Jein Manaroinsong warga Atep mengatakan, ia dan beberapa warga bermapalus belanja dengan mengumpulkan 200 ribu per orang. "Itu untuk membiayai sewa mobil serta makan," ujar dia.

Sebut dia, belanjamapalus lebih menguntungkan ketimbang belanja sendiri - sendiri.

Warga bisa beli lebih banyak serta lebih nyaman. "Selain itu bisa belanja sembari rekreasi," kata dia.

Rhein Wuisan, warga lainnya membeber, mapalusbelanja muncul di pertangahan tahun 2000 an.

Hal tersebut dipicu memburuknya moda transportasi AKDP dan meningkatnya kepemilikan warga terhadap kendaraan. "Dulu pakai mobil bus angkot, harus berburu waktu, tidak bisa belanja banyak, tidak nyaman pula," ujar dia.

Sebut Wuisan, mapalusbelanja berbau modernitas namun tetap saja mempertahankan budaya mapalus yang inklusif serta egaliter. "Semua harus kumpul uang, harus berkorban sama sama, hasilnya juga diniknati bersama - sama, sama rata sama rasa," kata dia.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search