Minggu, 11 Februari 2018

Kisah Kokom Lolos dari Musibah, Dapat Bangku tapi Tak Jadi Berangkat

JAKARTA, iNews.id – Kokom (42) tak henti mengucurkan air mata. Air mukanya sembab. Tarikan napas panjang berkali-kali dihelanya. Perempuan berkerudung ini tampak sangat shock.

Kabar kecelakaan maut Tanjakan Emen, Sabtu (10/2/2018) petang tadi mengoyak pikirannya. Jiwanya terpukul kala kabar mengenai saudara-saudaranya tak kunjung pasti. Ketika penantian itu terjawab, tangis pun pecah.

"Puluhan anggota keluarga saya ikut berangkat, yang sudah dapat kabar lima meninggal," katanya, sambil terisak, ditemui di Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Kalimat istighfar pun terucap dari bibir perempuan berkaca mata ini.

Kokom tampak lebih stabil. Sebelumnya dia mengaku sangat histeris kala mendapat kabar kecelakaan di Tanjakan Emen. Apalagi saat beredar gambar-gambar kecelakaan via media sosial. Di salah satu gambar tampak seorang kerabatnya meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.

"Sopiah namanya. Gambar di media sosial itu sudah kepisah badannya," kata dia. Wajar dia tampak begitu kehilangan. Selain anggota keluarganya banyak, tak ada firasat sedikit pun bahwa anggota keluarganya akan menjadi korban kecelakaan maut itu.

"Malam Jumat kemarin masih sama-sama pengajian, yasinan. Tidak ada tanda apa-apa. Selesai pengajian kita masih salam-salaman," tuturnya.

BACA JUGA: Korban Tewas Tragedi Tanjakan Emen Jadi 26 Orang

Seperti diketahui, bus pariwisata (premium class) bernomor polisi F 7959 AA terguling ketika melewati turunan Cicenang, Kampung  Cicenang, Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2/2018) sekitar pukul 17.00 WIB.

Bus berisi rombongan dari Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat, Tangerang Selatan. Kepergian mereka dalam rangka berlibur sekaligus menggelar rapat anggota tahunan (RAT) koperasi. Keseluruhan warga Pisangan, Ciputat Timur yang berangkat itu berjumlah 158 orang. Mereka berangkat dengan tiga bus.

Kokom sebenarnya termasuk salah satu peserta rombongan tersebut. Namun karena ada keperluan yang tak bisa ditinggalkan, dia akhirnya memutuskan tak ikut pergi.  

"Saya sudah dapat nomor bangku di bus itu. Saya ada pekerjaan, makanya saya tidak ikut," kata dia. Seandainya pergi, bukan tak mungkin dia akan menjadi korban dalam tragedi memilukan itu, entah korban meninggal atau luka. Intinya gara-gara batal pergi dia luput dari musibah itu.

Tadi malam hingga dini hari kantor Kelurahan Pisangan terus didatangi warga yang kerabatnya ikut serta dalam rombongan itu. Panik dan tangisan tampak dari sejumlah warga. Asisten Kecamatan Ciputat Timur Saefuddin membacakan satu persatu korban yang mengalami luka dan meninggal.

Editor : Zen Teguh

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search