TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kecelakaan tunggal yang menewaskan tiga penumpang mobil pikap Daihatsu di Semeagung, Banjarangkan, Klungkung, Senin (20/2) malam, menyisakan kisah pilu bagi keluarga yang ditinggalkan para korban.
Tidak terkecuali keluarga Lambertus Lame Tobin (51), salah-satu korban yang juga pengemudi mobil pikap yang masuk jurang dengan kedalaman 25 meter itu.
Menurut keterangan seorang anggota keluarga Lambertus, Rafael (48), pihak keluarga sangat terpukul atas kepergian Lambertus yang begitu tiba-tiba.
Pasalnya, korban dikenal sangat baik, ramah, murah senyum, bahkan tidak pernah segan membantu sesamanya.
Dijelaskan Rafael, peristiwa nahas yang dialami Lambertus bermula ketika korban mendapat orderan untuk mengantar sisa material bongkaran bangunan ke Klungkung.
Malam itu Lambertus pergi bersama dua pekerja bangunan yaitu Wayan Suryadita (48) dan Komang Agus Arya Puput (38).
Lambertus bersama dua rekannya yang lain berangkat dari Denpasar sekitar pukul 18.00 Wita.
Tiba di lokasi kejadian yang merupakan jalanan menanjak, tiba-tiba mesin mobil pickup yang ditumpangi ketiganya mati.
Seketika itu juga, mobil pickup yang mereka tumpangi berjalan mundur.
Lambertus yang memegang kendali mobil berusaha mengendalikan laju mobil agar dapat bersandar di pembatas jembatan dekat lokasi kejadian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar