Minggu, 11 Maret 2018

Kisah Biker Bercadar, Mampu Geber 167 KM Per Jam, Pernah Dicegat Orang Tengah Malam

RAKYATKU.COM - Cadar bukan lagi pakaian aneh di Indonesia. Di mana-mana bisa dijumpai perempuan mengenakan penutup wajah ini. Tidak terkecuali di kalangan pencinta motor sport.

Herlinda Ira Wulandari (30), salah satunya. Warga Desa Kepanjen Dusun Jaranan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta itu jadi perhatian sejak awal tahun ini. Dia memutuskan hijrah dan langsung menggunakan niqab atau cadar.

Wanita yang akrab disapa Lindabira Wulandari ini tergabung dalam klub motor Jogja CBR Riders Independent (JCRI) dan Wirosaban Rider Club (WRC). Dia menggeber Honda CBR 250. Tak lazim dilakukan oleh wanita bercadar.

Ibu dari Abira Galan (8) ini mengaku sudah menggemari motor sport sejak masih bersekolah di SMP 3 Banguntapan, Bantul. Waktu itu, Lindabira dibelikan sepeda motor Suzuki RGR oleh ayahnya. Sejak itu dirinya mengaku jatuh cinta dengan motor sport yang lazimnya dikendarai pria.

"SMP dibelikan almarhum papa saya RGR. Terus pas SMA ganti jadi Ninja. Terus ganti lagi Ninja RR. Sempat pakai Ducati 600 cc milik almarhum papa tapi terus ganti CBR 250 cc sampai sekarang," ujar perempuan lulusan APMD ini seperti dikutip dari Merdeka.com.

Saat itu, Linda belum mengenakan jilbab. Dia memutuskan mengenakan jilbab sejak setahun terakhir ini, setelah rajin ikut kajian Islam. Nah, pada awal 2018, Linda mengambil langkah lebih jauh lagi dengan memutuskan mengenakan cadar.

Walau begitu, dia belum bisa melepaskan diri dari kegemarannya terhadap motor sport. "Lady bikers adalah panggilan jiwa. Meskipun saya kini telah berhijab dan bercadar tetapi mengendarai motor sport tak bisa saya tinggalkan," ujar Linda seperti dikutip dari Kumparan.com.

Linda punya alasan sendiri tetap menekuni hobinya dengan penampilan seperti saat ini. "Kami berusaha mengubah stigma masyarakat tentang klub motor yang urakan. Tambah lagi sekarang saya sudah berhijab, saya ingin menunjukkan bahwa ada lady bikers muslimah," katanya.

Bersama komunitasnya, Linda telah melakukan banyak kegiatan sosial. Kegiatannya antara lain coret-coret jalan berlubang agar tidak ada korban jatuh, menambal, dan menyemen jalan yang berlubang. Juga sahur on the road dengan membagikan nasi bungkus kepada kaum duafa pada bulan Ramadan.
 
Tak hanya itu, kegiatan buka bersama anak yatim dan duafa, memberi bantuan kepada korban banjir dan tanah longsor serta rolling peduli sesama, berbagi nasi untuk tuna wisma, duafa, tukang becak dan para pekerja malam menjadi menu wajib Linda bersama teman-teman komunitas motornya.

Meskipun berhijab dan bercadar, namun Linda mengaku tidak pernah mendapat penolakan dari teman-temannya sesama pecinta motor sport. Bahkan teman-temannya juga sangat mendukung langkahnya tersebut. Hanya saja, ia memang memiliki batasan tertentu yang harus ditaati ketika bergaul dengan cowok sesama pecinta motor sport. 

Ketua JCRI Ferdy Yuniarto mengaku ia bersama 61 anggota lainnya tidak mempermasalahkan keberadaan Linda di klub mereka. Bahkan, Linda sering mengingatkan anggota lain yang lupa akan kewajiban ibadah mereka.

"Banyak perubahannya. (Linda) jadi lebih teratur dalam berkendara. Selain itu juga membawa dampak positif bagi teman-teman klub yang lainnya. Jadi ada yang mengingatkan kalau ada hal-hal yang dianggap melenceng," jelas Ferdy.

Selama menjadi lady biker, Linda mengaku pernah mengalami pengalaman mengerikan. Dia pernah dicegat oleh orang saat melintas di Alas Roban dari perjalanan Yogyakarta menuju Surabaya.

"Waktu itu malam. Pas mau ke Surabaya lewat Alas Roban. Saya dicegat sama dua orang. Motor diberhentiin. Untung belakang saya ada bus. Jadi begitu bus mendekat langsung saya gas dan enggak jadi dicegat," kenang Linda.

Linda mengatakan dirinya memang gemar memacu motor sport. Bahkan, dalam kondisi tertentu Linda pernah menggeber motornya dengan kecepatan di atas 100 kilometer per jam. "Dulu, pernah sampai kecepatan 167 kilometer per jam. Biasanya kalau pas emosi terus gas. Tapi sekarang sudah enggak lagi," tutur Linda.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar