AMBON - Kepala sekolah dan sejumlah guru yang mengabdi di SD Kristen Fursui, Kecamatan Selaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) bertahun-tahun menempati gubuk reot yang dibangun warga secara swadaya sebagai rumah dinas.
"Saya sudah lima tahun bertugas di sini dan awalnya tahun 2013 tinggal di rumah keluarga namun disuruh pindah dan menempati rumah dinas yang dibangun kepala desa bersama warga sejak belasan tahun silam," kata Kepsek SD Fursui, Helena Warayaan saat dihubungi di Ambon, Sabtu (10/3/2018).
Kondisi empat unit rumah yang dibangun warga kata dia, saat ini sudah sangat memprihatinkan. Apalagi, atapnya yang terbuat dari daun kelapa dan berdinding bambu serta beralaskan tanah. Sehingga atap yang terbuat dari daun kelapa ini sangat mudah mengalami kerusakan dihantam angin kencang dan sering bocor saat diguyur hujan.
"Awalnya kepala desa sejak belasan tahun silam berinisiatif mengerahkan warga untuk membangun empat unit rumah paling sederhana bagi para guru yang bersedia mengabdi di daerah ini," tuturnya.
Ketika memasuki rumah dinas tersebut, suami kepsek mencari daun kelapa dan bambu higga ke Adaut untuk memperbaiki rumah dinas yang mereka tempati.
Kepsek juga meminta bantuan para siswa mencari daun kelapa untuk memperbaiki rumah dinas yang ditempati Batseba Malisngorat selaku wakil kepala sekolah karena sudah dalam kondisi rusak parah dan bocor.
Sementara Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten MTB, Lieke Tan berjanji akan memprogramkan pembangunan rumah dinas guru di Desa Fursui pada tahun anggaran 2019.
"Kami sudah turun ke lokasi dan berdialog dengan para guru serta kepala sekolah untuk memastikan rumah dinasnya akan diperbaiki tahun anggaran 2019," kata Lieke.
(put)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar