"Ini ada surveinya. Para santri juga ingin tabarukan (mencari berkah dari orang sholeh) sama pengasuh pesantren dan para kiai," kata Gus Ipul di acara Haflah Rajabiyah dan Haul KH Khozin Khoiruddin di Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (16/4).
Ia lalu bercerita tentang kisah seorang santri asal Madura yang belajar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri tanpa bekal penguasaan Bahasa Jawa yang cukup.
"Santri ini cuma berbekal alasan ingin mencari ridha Allah. Padahal, pola asuh di Lirboyo sangat kental dengan budaya Jawa. Sehari-hari Bahasa Jawa," cerita Gus Ipul.
Meskipun demikian, santri tersebut tetap tekun belajar ilmu di pesantre kepada kiai.
"Hasilnya, santri ini sekarang sudah punya pondok besar di Madura," ujarnya.
Karena itu, pesantren harus dipertahankan dan diperkuat sebagai bagian penting dari lembaga pendidikan.
Ini yang menjadi komitmen yang akan diwuujudkan bila kelak terpilih sebagai Gubernur Jatim.
Ia akan memberikan perhatian terhadap madrasah diniyah (madin) yang tersebar di banyak pesantren. Bersama pasangannya Puti Guntur Soekarno, Gus Ipul sudah menyiapkan program "Madin Plus".
Di dalam Madin Plus, pemerintah provinsi akan memberikan beasiswa kepada para guru madin untuk melanjutkan sekolah, peningkatan Bosda bagi siswa Madin, hingga peningkatan infrastruktur madin.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny KH Abdul Salam Mudjib menyambut baik komitmen Gus Ipul tersebut. "Gus Ipul datang tiap tahunnya. Beliau sangat responsif," ujarnya.
Kiai Salam pun juga mendukung penguatan pesantren dan santri.
Bahkan, lembaga pendidikannya juga telah memberikan banyak beasiswa kepada para penghafal Al-Quran.
"Yang hafal, kami gratiskan hingga lulus sekolah. Allah yang akan mengangkat derajat para santri melalui pendidikan. Bukan kami, tapi Allah yang nantinya mengangkat derajat mereka," tegasnya.
Reporter : Abdul Hady JM
Editor : Mukhlison
Tidak ada komentar:
Posting Komentar