Menurut Angkie, kekurangan jangan jadi penghalang untuk memaksimalkan yang disukai dan disenangi. Kalau memang menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, dimaksimalkan. "Siapa tahu jadi passion kita," kata Angkie.
Angkie Yudistia lalu melanjutkan ceritanya. Kepercayaan diri yang besar dia dapat saat duduk di bangku SMA. Di sekolah, dia banyak bertemu teman-teman yang sampai sekarang masih bersahabat. Bersama mereka, Angkie bisa menjadi diri sendiri, yang jika tidak suka dengan suatu hal akan bilang tidak suka.
Dari teman-teman juga Angkie belajar banyak soal saling percaya. Secara tidak langsung hal-hal seperti ini yang pada akhirnya membuat Angkie semakin percaya diri.
"Kalau di rumah, aku memang merasa aman. Akan tetapi orangtuaku itu disiplin banget. Bangun tidur, sekolah, pulang ke rumah, tidur siang, les, belajar di rumah, dan tidur. Begitu saja terus," tuturnya.
Sementara menurut dia, SMA adalah masa-masa transisi. Kalau hidupnya seperti itu terus, apa mungkin seorang Angkie Yudistia bisa jadi seperti sekarang ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar