TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Aris Rahman duduk sedikit membungkuk di lantai dekat kusen pintu kamar yang daun pintunya sudah entah kemana.
Jemari kecilnya memegang ponsel, memainkan permainan semacam tembak-tembakan di layar ponsel, sementara lengan kanannya mengepit wadah infus yang tersambung dengan tubuhnya lewat selang bening berujung jarum.
Hembusan angin dari kipas angin menggoyangkan rambut pendek dan kaos dalam yang dipakainya.
Aris memang hanya menggunakan kaos dalam anak-anak tipis berwarna putih, perutnya yang membengkak tercetak jelas berkat kaos tipis tersebut.
Baca: Misteri Adanya Taburan Bunga dan Botol Berisi Air di Lokasi Penemuan Jasad Perempuan di Cilincing
Siapa pun yang melihat atau bertemu dengannya tak akan menyangka bila Aris adalah seorang pemuda, bukan anak usia sekolah dasar.
Aris adalah pemuda berusia 17 tahun namun tubuhnya memang kecil, tak jauh dengan ukuran tubuh bocah usia enam atau tujuh tahun.
"Terakhir diukur, tingginya 127 sentimeter, sementara beratnya tidak pernah sampai lebih dari 29 kilogram," ujar Een Marlina (49), ibunda Aris, ketika ditemui Tribun Jabar di kediamannya di Dusun Sukaluyu RT 01/RW 07, Desa Girimukti, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Selasa (3/4/2018).
Aris Rahman adalah penderita talassemia. Een Marlina mengatakan, thalasemia adalah penyakit bawaan Aris, putra keduanya itu, sejak lahir.
Penyakit kelainan darah itu lah, menurut Een Marlina, yang menyebabkan pertumbuhan Aris Rahman tidak sama dengan anak lain pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar