Senin, 11 Juni 2018

Kisah Penjaga Lintasan Kereta Tak Berpalang Pintu di Kendal

KENDAL, KOMPAS.com - Tukiman (53), berdiri sambil membawa kain kecil berwarna merah yang diikatkan di sebatang kayu kecil. Ia tidak memperdulikan teriknya matahari.

Petugas penjaga lintasan kereta tak berpalang pintu tersebut, memberi kode kepada pengendara yang akan lewat di lintasan kereta di Jalan Srogo Brangsong, Kendal, Jawa Tengah.

Ia memberi kode agar kendaraan berhenti karea kereta mau lewat. Setelah kereta lewat, warga Dukuh Kersan Brangsong Kendal ini memperbolehkan kendaraan kembali jalan.

"Saya mulai jaga di sini sejak 8 Juni kemarin," kata Tukiman, Senin (11/6/2018).

Baca juga: Viral Video Kendaraan Pemudik Mogok Lewati Tanjakan 50 Derajat di Tol Salatiga-Kartasura

Bapak beranak satu itu kemudian memperbaiki tenda kecil dari plastik yang ia buat untuk istirahat.

Tapi hanya sebentar. Sebab tak lama kemudian, ia berdiri lagi di tengah jalan untuk menghentikan kendaraan yang mau lewat.

Ia melihat dari jauh, ada kereta yang mau lewat. Setelah kereta lewat, ia pun mempersilakan pengguna jalan untuk lewat.

"Saya harus jeli melihat kiri dan kanan kereta. Ada kereta yang mau lewat atau tidak," ujarnya.

Sambil duduk di kursi terbuat dari bambu, Tukiman bercerita kalau dirinya sudah 5 tahun berjaga di lintasan kereta api yang tak berpalang pintu, mulai H-7 hingga H + 7 Lebaran.

Waktu jaganya, dimulai pukul 06.00-14.00 WIB.  Setelah itu diganti oleh pamannya, yang berjaga hingga pukul 22.00 WIB.

"Kalau dulu saya dikasih honor Rp 50.000 oleh Dinas Perhubungan. Tapi sekarang belum tahu, karena belum menerimanya," akunya.

Baca juga: H-5 Lebaran, Jumlah Pemudik Kereta Api di Madiun Capai 53.794 Orang

Pria yang tidak mempunyai pekerjaan tetap tersebut mengaku menerima pekerjaan berat tersebut, karena rasa kemanusiaan.

Ia ingin menyelamatkan pengendara supaya tidak tertabrak kereta. Sebab lintasan kereta api di Srogo ini tidak berpalang pintu dan beberapa kali terjadi tabrakan yang membawa korban jiwa.

"Saya ini sebenarnya bukan menjaga pengendara yang mau lewat supaya aman, bukan menjaga kereta apinya," tambahnya.

Sebelum menjaga lintasan kereta api di Srogo, sang paman pernah berpesan, supaya dirinya ikhlas dan tegas saat berjaga. Sebab tanggung jawabnya besar.

"Saya sering mengetuk helm pengendara yang nekat nrabas, meskipun sudah saya suruh berhenti. Sebab, kalau ada apa-apa yang kena saya," jelasnya.

Penjaga lintasan kereta api lain yang ada di Srogo, Ulil Al-Bab (27), mengaku kalau tugasnya cukup berat. Sebab kalau lengah bisa berakibat fatal.

"Saya yang berjaga menghentikan kendaraan yang melaju dari arah jalan raya Brangsong. Kalau pak Tukiman dari arah pasar Srogo," tambahnya.

Warga Ngampel tersebut mengaku, dirinya dipekerjakan oleh PJKA. Ia sudah mulai bertugas sejak 3 Juni.

"Kalau saya ada 3 shift. Karena menjaga 24 jam," akunya.

19 Lintasan

Di Kabupaten Kendal, ada 31 lintasan kereta api. 12 sudah berpalang pintu, sedang sisanya 19 belum berpalang pintu.

Kepala Dinas Perhubungan Kendal Suharjo mengatakan, dari 19 lintasan tak berpalang pintu, 15 titik dijaga petugas dari Dinas Perhubungan. Mereka diambil dari desa.

Sedangkan 4 lintasan lainnya, tidak dijaga karena bukan jalan raya.

"4 lintasan itu kecil, sehingga tidak dijaga. Sebab yang melintas pejalan kaki," ungkap Suharjo.

Suharjo berharap, pengguna jalan atau warga berhari-hati saat akan melintas di lintasan kereta api.

"Tengok kiri dan kanan, sebelum menyebrang," jelasnya. 

Kompas TV PT KAI daerah operasional 8 Surabaya memprediksi, lonjakan jumlah penumpang kereta api arus mudik lebaran tahun ini, mengalami kenaikan 3%.


Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search