Jakarta, GATRAnews - Penyanyi pop Minang legendaris, Elly Kasim segera menggelar konser tunggal. Konser bertajuk "Menjulang Bintang 57 Tahun Elly Kasim Berdendang" itu akan dihelat pada 29 Juli mendatang di Jakarta.
Dalam konser memperingati 57 tahun berkarir di industri musik nasional itu, Elly mengajak sejumlah musisi lintas generasi untuk berkolaborasi. Antara lain Be3, dan Judika. Elly juga mengajak penyanyi senior Titiek Puspa, yang juga sahabat karib sekaligus musisi yang mendampingi Elly sepanjang berkarir.
"Saya kenal dia (Elly) sejak tahun 1960-an, saat itu ada festival nyanyi, saya disuruh jadi juri. Saat mendengar suara Elly, langsung saya kasih nilai tinggi," ungkap Titiek Puspa mengenang karir Elly Kasim, belum lama ini di kawasan Juanda, Jakarta Pusat.
Sesaat setelah pentas itu, Titiek menemui Elly. Penyanyi yang akrab disapa eyang Titiek itu mengaku terkesima melihat penampilan Elly dalam lomba itu. "Saya panggil dia, saya ajak bicara. Saya bilang kamu punya karunia dari tuhan dan harus dijaga. Eh nggak lama, dia langsung terkenal, malah kami sering show bareng," urai Titiek.
Sejak saat itu, ke dua penyanyi senior ini menjadi sahabat hingga kini. Titiek juga menceritakan pengalaman berkesannya saat tampil bersama Elly di Amerika Serikat.
"Sekitar tahun 2000 an awal lalu, saya diajak Elly pentas di Amerika. Saat itu kami bikin drama malin kundang. Adug bagus sekali pentasnya. Kami pakai bahasa Minang dan Indonesia di panggung yang ditonton orang asing. Anehnya, kenapa semua bule itu ikutan menangis lihat pementasan kami," urainya.
Perjalanan karir mereka tak selamanya mulus. Titiek dan Elly pun harus berjuang mencari sponsor yang mendanai pentas mereka. Mereka juga harus melewati masa-masa sulit di tahun 1998. Saat itu terjadi gejolak politik yang besar di Indonesia yang berpengaruh kepada semua sektor, termasuk ranah hiburan.
"Kami keliling mencari dana untuk show ke luar negeri. Pernah saat itu nggak dapat dana sama sekali, padahal show nya tinggal dua hari lagi harus berangkat. Elly sampai pingsan karena nggak dapat dana. Tapi alhamdulillah, rezeki datang saja," jelas Titiek.
"Tahun 98 silam, Indonesia sedang jatuh, itu berpengaruh pada kami, karena tidak ada yang mau datang menonton show. Kami tetap jalan, sampai akhirnya banyak yang mengapresiasi. Saat mentas di Kanada kami dapat satnding ovation dari seluruh penonton, awalnya mereka meremehkan, sampai akhirnya semua penonton membicarakan Indonesia dan meminta kami pentas lagi," tukas Titiek.
Reporter: Rizaldi Abror
Editor: Nur Hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar