6 Juni 1991. Ajin (59), seorang warga asal Desa Lampengan, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung tercatat sebagai peraih Kalpataru tahun 1991. Ia menerima penghargaan langsung dari Presiden Soeharto kala itu, di peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 1991.
Dibalik penghargaan tersebut, terdapat kisah yang menggelitik, karena saking kaget dan gembiranya mendengar akan dianugerahi penghargaan Kalpataru, Ajin yang dikenal sebagai pria yang lugu itu sampai lupa menyiapkan pakaian dalam ketika akan berangkat ke Jakarta. Kisahnya tersebut tersaji pada Pikiran Rakyat edisi 6 Juni 1991.
Diceritakan, suasana menjelang pemberian penghargaan Kalpataru kala itu memang serba mendadak. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bandung, Tatang Madsuli sat itu baru menerima kabar pada hari Sabtu, 1 Juni 1991. Sementara mereka sudah harus berada di Jakarta pada Minggu 2 Juni 1991.
"Hari Minggu kami sudah check in di Jakarta. Ketika mengetahui masalah ini, saya segera lari ke toko untuk mencarikan pakaian dalam. Suasananya memang serba mendadak. Hari sabtu saya segera memberitahu dia supaya segera siap-siap ke Jakarta," tuturnya yang mendamping Ajin selama di Jakarta.
Tatang mengungkapkan, Ajin menerima kabar akan menerima Kalpataru ketika tengah memancing di kolam ikan miliknya.
Kala itu, Ajin dianugerahi Kalpataru atas prestasinya mengembangbiakan ikan di perairan umum. Ajin mengembangbiakan ikan di Sungai Citarum, dan di Bendungan Kamojang karena kehendaknya sendiri. Pada tahun 1967 dan 1982, ia menebarkan ikan nila di Situ Ciharus yang luasnya sekitar 30 ha.
"Waktu itu saya menebarkan benih ikan sebanyak 50 kg," katanya.
Kemudian ia menebarkan kembali 200 ekor benih ikan di Kamojang, dan pada tahun 1983 ditebarkan berbagai jenis ikan sebanyak 500 ekor di Sungai Citarum.
Tanpa disadari Ajin yang hanya lulusan sekolah dasar itu, ikan itu kemudian berkembang biak hingga ke Danau Saguling. Bahkan ada salah satu jenis ikannya yang mencapai 12 kg.
Apa yang dilakukan Ajin berdampak manfaat yang sangat besar bagi masyarakat. Warga sekitar bebas mengambil ikan, sehingga tidak sedikit di antaranya yang menggantungkan mata pencahariannya dari menangkap ikan.
Tidak hanya itu, Ajin yang lugu juga dinilai bertangan dingin, karena apa yang dikembangbiakannya selalu berhasil. Salah satu buktinya adalah, kala itu ia berhasil mengembangbiakan ikan langka seperti lalawak. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar