Rabu, 28 Juni 2017

Video: Penggalan Kisah Lebaran Para Tokoh Sejarah

[embedded content]

Selalu ada cerita di momen hari raya.

Idul Fitri pada tahun 1830 menjadi momen bagi Diponegoro untuk berkorban. Perang yang dipimpinnya telah berlangsung selama lima tahun sejak 1825. Perang pun telah menelan korban sekitar 200 ribu nyawa baik dari militer ataupun warga biasa.

Sehari setelah Lebaran, Diponegoro menemui jenderal perang Belanda, De Kock, di Magelang. Setelah berunding, Diponegoro akhirnya memilih ditahan dan diasingkan. Pintanya hanya satu, sisa laskar pasukannya dibebaskan.

Diponegoro semula diasingkan ke Manado, lalu dipindahkan ke Makassar. Ia meninggal dalam pengasingan di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Baca Juga :

Sementara bagi Ahmad Yani, lebaran menjadi momen kemenangan. Pasukan Operasi 17 Agustus yang dipimpinnya berhasil menupas pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat pada 1958.

Salah satu karisma Ahmad Yani adalah kejujurannya.

Tak lama setelah operasi berhasil digelar, lebaran pun tiba. Ahmad Yani diajak untuk salat Id bersama dengan warga di lapangan, karena "Orang Padang menyegani seseorang yang sembahyang".

Namun Ahmad Yani menjawab, "Orang tahu bahwa saya jarang sembahyang. Kalau saya sembahyang, bukanlah untuk dipuji orang, tapi adalah karena Tuhan."

Itulah bentuk kejujuran sang perwira asal Purworejo, Jawa Tengah.

Cerita sendu ketika Hari Raya pernah dialami Sukarno. Sebagai seorang anak manusia biasa, Sukarno merengek menginginkan petasan yang selalu hadir meramaikan lebaran.

Namun, kondisi keungan keluarganya kurang memungkinkan untuk dapat mengabulkan permohonan Sukarno kecil.

Hingga akhirnya ketika dia akan menerima hadiah petasan itu, rasa bahagia telah lebih dulu meletup dan meledak dalam hatinya.

Cerita lebaran lainnya datang dari Hatta. Khotbahnya di Bukittinggi ketika Idul Fitri 1947 menjadi salah satu khotbah yang paling diingat.

Dalam khotbahnya Hatta mengingatkan bahwa selain ibadah puasa, momen Ramadhan, juga mengingatkan kita akan kewajiban sosial. Ibadah bukan hanya rutinitas belaka, namun harus tercermin dalam kehidupan bermasyarakat. Hatta mengajak seluruh warga untuk memperjuangan kebenaran dan keadilan sebagai dasar perdamaian.

Bagaimana kisah lebaranmu tahun ini?

Baca Juga :

Editor Video: Cornelius Bintang

Lebaran Para Tokoh Sejarah

Lebaran Para Tokoh Sejarah (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search