Senin, 23 Oktober 2017

Kisah Mbah Suroso Keliling Negara Asean dengan Sepeda Onthel

MerahPutih.com - Umurnya sudah lebih dari separuh baya. Rambutnya sudah memutih dan wajahnya penuh kerutan. Namun semangat berolahraga mbah Suroso (60) patut diacungi jempol. Kakek satu cucu ini sudah berkeliling ke enam negara di Asean dengan sepedanya.

Ditemui di lokasi acara Jogja Republik Onthel, akhir pekan lalu, mbah Suroso berkisah negara yang sudah pernah ia kunjungi seperti Brunei Darusalam, Malaysia, Filiphina, dan Thailand. Kegemarannya bersepeda dimulai sejak kecil. Ia biasa dibonceng ibunya ke sekolah atau ke pasar. Beranjak dewasa ia pun menggunakan sepeda untuk alat transportasi. Di usianya yang sudah melampaui setengah abad, mbah Suroso tak pernah meninggalkan kebiasaannya bepergian dengan sepeda kesayangannya.

Awal mula petualangannya bermula dari keprihatinan dirinya pada alat transportasi sepeda yang semakin ditinggalkan masyarakat Indonesia.

"Terus saya terfikir ke luar Indonesia. Mau lihat apakah di negara lain masyarakatnya juga sudah jarang yang naik sepeda," kata Suroso di Benteng Vrede Berg, Yogyakarta, Minggu (22/10).

Ia pun menjual tiga kambing peliharaannya sebagai modal awal pergi. Ia rela meninggalkan sementara pekerjaannya sebagai petani. Lantas memulai perjalanannya keliling ASEAN hanya dengan modal minim.

"Nyebarang pulau saya pakai kapal atau fery. Biar hemat, saya nginep dimasjid atau di permukiman penduduk yang beragama muslim," jelasnya.

Momen paling mengharukan selama berkeliling Asean adalah saat tiba di Brunei Darusalam ia disambut dengan bendera merah putih dan nyanyian Indonesia Raya. Saat itu ia sedang berada di kedutaan besar Indonesia di Brunei Darusalam. Kebetulan saat itu pegawai kedubes sedang melakukan upacara bendera.

"Saya nangis disitu. Rasanya bangga sekali. Kok bendera merah putih dan Indonesia Raya bisa berkumandang di negara orang," kata bapak satu anak ini.

Selain itu ia juga merasakan banyak mendapat saudara dan kenalan baru selama perjalanannya keliling Asean. Usai perjalanannya keliling Asean, ia mendapatkan pemikiran dan pengalaman baru.

"Di luar itu masyarakatnya lebih suka jalan kaki atau naik sepeda ketimbang pakai motor atau mobil. Mereka baru naik motor atau mobil kalau pergi jauh," tuturnya.

Walau kadang terasa lelah seharian gowes, Suroso mengaku ketagihan berpetualang dengan sepeda. Sebab selain menyehatkan, naik sepeda menurutnya bisa sekalian mengenal lebih dalam daerah yang dilewatinya.

Ia pun pergi ke Yogyakarta dengan mengayuh sepeda. Suroso berangkat dari Kendal sekitar lima hari lalu. Perjalanan dari Kendal ke Yogyakarta ditempuh dalam waktu tiga harian. "Saya sempat jalan-jalan keliling Candi Prambanan, Borobudur dan Keraton Yogyakarta. Seru rasanya," ucapnya sambil terkekeh.

Walau tubuh sudah dimakan usia, Suroso menegaskan tidak akan berhenti gowes sepeda. Malahan selepas dari Yogyakarta ia berencana melanglang buana ke Belanda dan Timor Leste bersama sepeda kesayangannya. Ia pun berpesan kepada generasi muda untuk beralih naik sepeda ketimbang naik motor/mobil. Sebab naik sepeda itu selain bisa menyehatkan tubuh, tak perlu keluar uang banyak untuk perawatannya dan bisa mendapatkan teman dan kenalan baru. (*)

Berita ini merupakan laporan dari Teresa Ika, kontributor Merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya di: Kang Cepot dan Pitung Ikutan Kirab Sepeda Ontel

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search