Selasa, 01 Mei 2018

Kisah Musala Beratap Mirip Kelenteng di Kampung Ban Surabaya

Surabaya - Selain masjid, keberadaan musala merupakan tempat yang penting sebagai peribadatan umat Islam. Di Surabaya Utara, tepatnya di Jalan Karet, Kelurahan Bongkaran, Pabean Cantikan, berdiri salah satu musala yang sudah berusia ratusan tahun, yakni Musala Thoriqul Jannah.

Terletak persis di sebelah timur sungai Kali Mas, Musala Thoriqul Jannah itu berdiri kokoh dengan mempertahankan gaya bangunan lama. Siapa yang membangunnya tidak diketahui pasti karena tidak ada bukti tertulis.

Namun yang jelas, sejak zaman kolonial, musala tersebut sudah berdiri di Jalan Karet bagian selatan yang kini menjelma sebagai kampung ban. "Itu (musala) sudah ada sejak tahun 1231 Hijriah," kata Takmir Musala Thoriqul Jannah, Haji Hosan, saat ditemui Radar Surabaya (Jawa Pos Group) di rumahnya.

Hosan menjelaskan, bila dikonversikan ke tahun masehi, musala tersebut kira-kira dibangun sekitar 1810 atau pada abad 19. Pada waktu itu, kata Hosan, menirukan cerita pendahulunya, kawasan Bongkaran sudah ramai dengan aktivitas perdagangan.

Penduduk yang berada di sekitar lokasi musala, terdiri dari berbagai macam ras dan agama, termasuk Tiongkok, pribumi, Arab, dan Persia. "Dahulu ya begitu bangunannya tidak terlalu besar. Dan digunakan sebagai tempat ibadah salat oleh warga," ucapnya.

Selain warga sekitar, lanjut Hosan, musala tersebut juga kerap digunakan untuk salat bagi pedagang yang berasal dari luar daerah bahkan luar pulau yang beragama Islam. Itu karena letaknya mudah dijangkau mereka yang berada di Jalan Karet dan tepi Sungai Kali Mas Surabaya.

Di dalam musala, tahun berdirinya musala tersebut masih terukir jelas di bagian atas tempat imam salat. Tulisan itu dibuat menonjol menggunakan huruf Arab dan menunjukkan tahun berdirinya musala sekitar 1231 Hijriah.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search