Sebagian besar penikmat film sebisa mungkin berusaha menghindari bocoran cerita (spoiler) film yang akan ditonton. Mengetahui isi cerita sebekym film ditonton tidak mengasyikkan. Namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa spoiler justru bikin asyik menikmati sebuah cerita.
Kesimpulan itu diambil oleh Nicholas Christenfeld, profesor psikologi Universitas California, Amerika Serikat. Ia melakukan penelitian mengenai spoiler selama lima tahun.
"Kami bertanya pada banyak orang, 'Apakah bocoran cerita mengganggu keasyikan menonton?' Sebagian besar menjawab iya," ujar Christenfeld dilansir situs kampusnya (24/5/2016).
Christenfeld kemudian melakukan eksperimen. Sekelompok orang membaca sebuah cerita pendek dan menilai cerita tersebut. Kelompok lain melakukan hal sama, namun Christenfeld membocorkan kisahnya tanpa sengaja dengan memberikan mereka sebuah perkenalan cerpen tersebut. Kelompok kedua ini yang bisa lebih menikmati cerpen tersebut.
Christensen mengulang eksperimen dengan tiga genre cerita: kisah misteri (dengan momen pengungkapan karakter di akhir cerita), kisah dengan akhir yang mengejutkan, dan kisah sastra yang rapi. Hasilnya sama, kelompok yang diberi bocoran lebih menikmati cerita.
Pada 2013, Christenfeld mengulang eksperimen dengan sedikit perbedaan. Kali ini kelompok yang diberi bocoran ditanyai pendapatnya tentang cerpen sebelum mereka selesai membacanya.
Perbedaan ini dilakukan untuk menentukan apakah kenikmatan membaca didapat karena mengetahui akhir kisah terlebih dahulu atau tidak. Ternyata hasilnya sama, kelompok yang mendapat bocoran lebih menikmati cerpen daripada sebaliknya.
Mengapa ini bisa terjadi?
Christenfeld berpendapat, dengan mengetahui bocoran, penonton/pembaca tidak perlu memperhatikan plot cerita dengan cermat. Mereka bisa memfokuskan diri pada sisi lain cerita, seperti pengembangan karakter, deskripsi kisah, dan detail lain yang biasa terlewatkan.
Analoginya seperti ini. jika kita sudah mengetahui sebuah jalan dengan baik, kita bisa menikmati pemandangan dan aneka detail yang terlewatkan. Saat melalui jalan tersebut untuk pertama kali, kita harus hati-hati pada tiap lubang, tikungan, tanjakan, dan faktor pengganggu lain pada jalan tersebut.
Christenfeld mencontohkan film The Usual Suspects (1995). Di akhir film tersebut terungkap bahwa tokoh penjahat misterius Keyser Soze adalah Verbal Kint (diperankan Kevin Spacey).
Menurut Christenfeld, dengan mengetahui informasi tersebut penonton akan lebih menikmati film garapan Bryan Singer itu serta memperhatikan berbagai detail kecil yang diungkap penulis naskah sepanjang film.
Akibatnya penonton akan membatin, "Oh, ternyata begitu ya. Karya seni yang familiar memungkinkan Anda untuk menikmatinya lebih jauh," ujar Christenfeld.
Jennifer Ouellete dari Gizmodo juga setuju pada hasil penelitian Christenfeld, "Sebagai seseorang yang kerap menonton ulang film dan acara TV favorit, saya paham memahami maksud Christenfeld."
Namun ia menganggap salah satu kenikmatan saat menonton adalah kejutan saat menonton untuk pertama kali. "Kita mungkin mengapresiasi sebuah karya secara dalam saat menonton film untuk kesekian kalinya, namun selalu ada yang istimewa saat pertama menonton," ujar penulis topik sains ini. Perasaan istimewa ini tidak mungkin terulang saat menonton film untuk kedua kali.
Christenfeld paham. "Jika Anda berniat membaca sebuah kisah sekali saja, kisah tersebut dibocorkan. Namun jika Anda ingin membacanya berkali-kali, Anda harus membuat kisah tersebut tidak bocor."
Untuk memahami hal ini, Christenfeld akan mengadakan eksperimen selanjutnya. Sang profesor ingin para pembaca dalam tiap kelompok membaca sebuah kisah berulang kali dengan jeda waktu yang cukup. "Eksperimen ini pantas untuk dikerjakan," ujar Christenfeld.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar