TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Mulyadi (32), mungkin menjadi contoh bahwa kejujuran masih ada di Jakarta. Pada 26 Mei lalu, Mulyadi tengah bertugas bersih-bersih toilet di lantai GF di mal Kota Kasablanka, Jaksel.
Saat itu, seorang pria keluar dari toilet setelah membasuh muka dan mencuci tangan di wastafel. Tapi rupanya, pria itu lupa membawa tasnya.
"Jam 12.30 WIB, saya lagi beres-beres, rapih-rapih kebetulan saya melihat ketinggalan tas, berwana coklat kulit di toilet," terang Mulyadi yang ditemui di sela istirahat bertugas di Mal Kokas, Rabu (8/6/2016).
Mulyadi tak berani membuka tas kulit itu. Saat itu di toilet tengah sepi. Dia kemudian membawa tas itu ke customer service.
"Nggak saya buka, saya tahu pas dibuka di customer service. Pas dibuka di CS saya juga kaget ternyata isinya uang Rp 100 juta. Saya juga nggak berani bukanya juga, kalo nemuin dompet atau apa langsung saja ke customer service. Jadi CS yang buka," kata dia.
Uang pecahan Rp 100 ribu dalam 10 gepok tersimpan di tas itu. Mulyadi sendiri mengaku sejak awal menemukan tas dia tak tergoda mengambilnya apalagi membukanya. Makanya dia menyerahkan ke customer service.
"Nggak ada tergoda sama sekali. Nggak ada pikiran ke situ. Karena bukan hak saya," tutur anak ke empat dari tujuh bersaudara.
Kejujuran ini lanjut Mulyadi memang syarat utama bekerja perusahaan tempat dia bekerja PT SJS yang memegang kebersihan Mal Kokas.
Mulyadi sendiri selama ini berpegang teguh pada kejujuran. Tas itu akhirnya kembali ke pemiliknya tanpa kurang. Kisah Mulyadi ini juga sempat diperbincangkan.
"Dan dari kecil orangtua sudah mndorong kita untuk berbuat kebaikan sih pak, walaupun kita dari orang nggak punya, lebih baik bekerja keras. Pesan orangtua sebelum merantau, kita dipesan kerja keras, lebih maju, jujur juga. Namanya tugas ya, yang penting kerja keras, ikhlas nanti juga rezeki dateng sendiri," kata lajang asal Lampung ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar