
Ditengok dari situs resmi Whitney Plantation, Selasa (19/7/2016), hingga sekitar tahun 1867, usai perang sipil Amerika, perkebunan dijual ke Bradish Johnson dari New York. Ia kemudian mengganti nama perkebunan itu menjadi Whitney Plantation. Setelah mengalami beberapa kali pergantian kepemilikan dan perbudakan dihapus, perkebunan diubah menjadi museum perbudakan.
Museum didedikasikan untuk menghormati para budak yang dulu bekerja di perkebunan tebu. Whitney Plantation pun menjadi museum perbudakan pertama dan satu-satunya di AmerikaSerikat. Museum pertama kali dibuka untuk publik pada tahun 2014 lalu.
Ada beberapa bangunan yang sudah ada sejak zaman perbudakan masih berdiri di sana. Sejumlah patung budak serta berbagai benda terkait perbudakan di masa lalu dipajang di museum. Sejarah pilu perbudakan pun bisa dibaca di sini.
Di halamannya ada pula 'Wall of Honor', sebuah tembok dengan ukiran nama 350 budak yang menghabiskan masa hidupnya di perkebunan. Terdapat pula monumen yang didedikasikan untuk 107 ribu budak di Louisiana. Sedangkan sebagian kecil area Whitney Plantation masih digunakan sebagai kebun tebu.
Traveler yang ingin berkunjung kemari bisa datang setiap hari kecuali Selasa. Biasanya museum buka pukul 09.30-16.30 waktu setempat. Biaya masuknya sekitar USD 22 (Rp 287 ribu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar