Kamis, 18 Agustus 2016

Kisah Gadis Kecil Jadi Tukang Parkir Hidupin Ibu & Tiga Adiknya

MAKASSAR - Anisa Bahar (11) harus mengorbankan waktu bermainnya untuk mengais rezeki menjadi tukang parkir di depan Mal Panakkukang, pusat pembelanjaan mewah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Ia nekat bekerja untuk membantu biaya hidupnya bersama ibu dan tiga adiknya. Jalan ini ditempuh usai ayahnya dipenjara awal Ramadan 2016 karena kasus pemukulan.

Sebelum divonis dua tahun kurungan, sang ayah lah yang menjadi tulang punggung keluarga sebagai sopir taksi di Makassar. Namun kini semua berubah.

Saat ditawarkan menjadi tukang parkir oleh tantenya sebulan lalu, Anisa pun menerima. Di usia yang masih bocah, ia sudah bertarung dengan kerasnya hidup.

"Sehari markir di sini biasa dapat Rp25 ribu, kadang juga tidak ada. Uang itu saya kasih mamaku untuk beli susu untuk adikku yang baru satu tahun," tutur Anisa, kemarin.

Hari-hari Anisa Bahar kini dihabiskan di lahan parkir dengan mengenakan rompi parkir dan pluit. Namun, gadis kemayu itu tetap bersekolah.

"Saya kerja kalau pulang sekolah, jam 2 atau 3 sore sampai malam. Kadang juga sampai jam 12 malam kalau banyak motor," cerita Anisa sambil memain-mainkan tangannya di sadel motor parkiran.

Ketika berkisah tentang keluarganya, ekspresi Anisa mendadak datar, matanya nanar menatap kosong.

"Saya bersaudara ada empat (orang), saya paling tua. Adikku cowok sembilan tahun, cowok lagi lima tahun sama cewek satu tahun. Mamaku terpaksa jadi pengemis, tapi cuma sebentar karena adikku masih kecil, ia biasa dapat 30 ribu, kadang juga tidak ada" kata Anisa.

Meski kondisinya memprihatinkan, namun ibunya tetap menyuruh Anisa terus sekolah. Ia termasuk siswi berprestasi di SD Batulacci Makassar. Anisa juara tiga di kelas, bahwa ia bercita-cita menjadi dokter.

Menurutnya, dengan menjadi dokter, ia akan mampu membantu keuangan keluarganya. "Kalau sudah besar saya mau jadi dokter, untuk biayai mamaku, saya kasihan lihat mamaku," ungkap Anisa yang tetap tegar tanpa memperlihatkan wajah sedih.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search