Kamis, 18 Agustus 2016

Sepotong Kisah Saat Kudeta Senyap

OLEH PROF APRIDAR, Guru Besar dan Rektor Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, melaporkan dari Bangkok, Thailand

SELAMA kunjungan di Thailand, kami bertemu sejumlah penduduknya untuk diwawancarai. Kunjungan bagi peserta Lemhannas ini adalah dalam rangka pendidikan strategis dengan sejumlah kementerian dan lembaga Indonesia di Thailand.

Salah satu yang menarik perhatian saat kami berdiskusi dengan sejumlah warga Thailand adalah kisah tentang kudeta militer yang terjadi Mei 2003. Tentu penyebab kudeta akan berbeda, tergantung dari sudut pandang masing-masing pihak di Negeri Gajah itu.

Kami mendengarkan satu versi cerita, yaitu kudeta disebabkan kegaduhan yang ditimbulkan oleh politisi. Politisi itu umumnya dari Partai Pheutai (Partai Rakyat) yang dipimpin Yin Laksi.

Sekitar tujuh bulan negeri itu dilanda gelombang unjuk rasa. Protes di mana-mana, sejumlah aktivis, mahasiswa, dan kaum buruh menyuarakan ketidakpuasan terhadap negara dan kinerja parlemen.

Pemantik kekecewaan rakyat adalah ketika parlemen dan eksekutif berusaha mengesahkan undang-undang pengampunan untuk para politisi yang sudah dihukum.

Lalu, kudeta pun tak terelakkan. Militer mengambil alih kekuasaan. Sejumlah masyarakat mengaku beruntung. Tidak ada pertumpahan darah rakyat di negeri ini saat kudeta berlangsung. Mereka menyebut kudeta itu sebagai "kudeta senyap".

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search