TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Makam Datuk Daeng Ruyung yang berada di Dusun Keramat, Desa Kertosari, Banyuwangi, Jawa Timur sejak ratusan tahun dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat.
Ini tak lepas dari cerita sejarah perang antara Daeng Ruyung yang merupakan orang Bugis melawan Wong Agung Wilis pahlawan kebanggaan Blambangan.
Kepada TIMES Indonesia, Winardi, sang juru kunci, bercerita bahwa Kerajaan Blambangan masa kepemimpinan Prabu Danuningrat atau Minak Jinggo pernah mendapat serangan dari Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan.
Daeng Ruyung dan Datuk Pagersah merupakan panglima perang Kerajaan Gowa yang membawa 800 pasukan, diperintah untuk menaklukkan Blambangan.
Lokasi makam Daeng Ruyung dari depan. (Foto: Ahmad S/TIMESIndonesia)
Tiga patih Danuningrat yakni, Sutojiwo, Ronggo Suroto dan Singo Mumpuni tidak berhasil mengalahkan Ruyung dan Pagersah yang berkemah di Bong Pakem,-area tersebut masuk Desa Kertosari Banyuwangi-. Melihat kekalahan mereka, tiga patih Danuningrat mencari cara lain untuk memerangi Ruyung dan Pagersah.
"Mereka bertiga mendatangi Mas Sirno atau Wong Agung Wilis yang saat itu tinggal dengan tenang di Lampon, Gunung Tumpang Pitu. Awalnya Wong Agung Wilis enggan membantu karena tanggung jawab perang itu tetap harus dikerjakan patih. Namun karena merasa kasihan, malamnya Ia membawa 4000 pasukan ke Patih Singo Mumpuni dan menyatakan siap membantu," papar Pak Win, panggilan Winardi, Jumat (14/10/2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar