
Syahri sendiri disebut memaksakan diri ikut berunjuk rasa. Kerabatnya, yang dihadirkan dalam konferensi pers bersama tim GNPF MUI di Senayan, Jakarta, Sabtu (5/11), berkata Syahri menolak imbauan kerabatnya agar tak ikut berunjuk rasa.
Timbul perbedaan pandangan antara tim medis GNPF MUI dan kepolisian perihal kematian pria 65 tahun itu. Menurut polisi, Syahri meninggal karena serangan asma. Sedang menurut GNPF MUI, dia meninggal karena gas air mata.
"Gas air mata jatuh di dekat korban sehingga sistem pernapasannya terganggu. Tak lama korban meninggal di dalam ambulans saat dilarikan ke rumah sakit terdekat," kata Sholeh dari GNPF MUI, dalam konferensi pers itu.
Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab yang juga hadir dalam jumpa pers itu menyampaikan selain Syahri, ada dua peserta unjuk rasa yang juga tewas di hari yang sama. Namun mereka meninggal di tempat lain, bukan di lokasi unjuk rasa.
Dari keterangan Sholeh, total ada 165 korban terluka dalam unjuk rasa. Mayoritas korban adalah laki-laki yang terluka akibat sesak napas dan bentrokan sesaat dengan petugas keamanan.
Hampir semua korban terluka dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Beberapa yang membutuhkan perawatan intensif dibawa ke RSCM dan RSPAD Gatot Subroto.
"Mayoritas pasien adalah laki-laki, delapan di antaranya perempuan. Kebanyakan yang laki-laki berusia dewasa muda," kata Muhammad Baharuddin, Direktur RS Budi Kemuliaan.Berdasarkan dokumentasi yang diputar GNPF MUI pada konferensi pers, kepulan gas air mata yang dilontarkan polisi mengelilingi demonstran. Namun reaksi dari massa cenderung minim.
Hal itu yang menurut Sholeh menyebabkan jatuhnya korban luka di pihak demonstran. Sholeh juga memastikan GNPF MUI membiayai perawatan para korban uang mereka sendiri.
Adapun Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri mengatakan penyebab kematian Syahri masih dalam penyelidikan polisi.
Mengutip catatan medis sementara dari RSPAD, Boy mengatakan, korban tewas memiliki riwayat penyakit asma. Dampak gas air mata, diucapkan Boy, bermacam-macam.
"Dampak penembakan gas air mata, ada yang perih ada yang sesak napas," ucapnya. (ded/ded)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar