Kapanlagi.com - Publik berduka dengan kabar meninggalnya finalis Puteri Indonesia 2016, Jean Trifena Patty. Perempuan kelahiran 7 Oktober 1990 itu menderita penyakit asam lambung hingga sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumahnya, Kamis (29/12).
Sangat mengejutkan memang, apalagi Jean Patty meninggal di usia yang masih sangat muda yakni 26 tahun. Bukan cuma itu saja, Jean yang pernah menempuh pendidikan S2 di Universitas Trisakti Jurusan Manajemen ini juga sangat getol memajukan Provinsi Maluku lewat berbagai pergerakannya.
Sosok hebat Jean Patty inilah yang pastinya akan terus membekas di hati setiap orang. Sedikit membuka lembaran lama, gadis kelahiran Ambon ini memang dikenal sangat berprestasi sejak kecil. Jojaro Mogare Tingkat Nasional 2004, Juara 1 Olimpiade Fisika Kota Maluku 2006, Jojare Mongare SMAN 1 Ambon 2007 dan Peserta Terbaik Word Advanced Training 2011 UPH adalah beberapa torehan emas yang pernah dibuatnya.
Bahkan Jean Patty juga dikenal memiliki jiwa sosial yang kuat. Ia pernah direkrut sebagai sukarelawan semasa duduk di bangku SMP dulu dan memberikan pelayanan serta bantuan ke panti jompo hingga rumah sakit jiwa.
"Kami banyak menghabiskan liburan dan kegiatan kami bersama anak yatim piatu memberikan semangat juang tinggi kepada mereka," ujar Jean Patty dalam press release yang diterima Kapanlagi.com®.
Dara yang memiliki hobi menari dan travelling ini juga selalu aktif dengan kegiatan-kegiatan positif lain di masa kecilnya dulu. Siapa sangka pula kalau dia ternyata banyak menghabiskan waktunya dengan melakukan olahraga ekstrem seperti flying fox, high jump hingga kegiatan yang memacu adrenalin lainnya.
Ora Et Labora atau yang bisa diartikan sebagai bekerja dan berdoa, itulah moto hidupnya selama ini. Bagi Jean Patty, doa adalah senjata utamanya dalam bekerja. "Sebagai orang yang beragama, (saya) tetap menjalankan ibadah agar diberikan kelancaran dan kesehatan," ujarnya.
Kekuatan doa itu pula yang membawa Jean Patty naik hingga akhirnya mengikuti ajang Puteri Indonesia 2016. Masih membekas betul di ingatan bagaimana perjuangannya di sana. Tak cuma bermodal kecantikan saja, Jean juga memiliki pemikiran bahwa seorang wanita harus berwawasan luas agar bisa bersaing secara sehat.
"Pada ajang ini, makna dari kecantikan wanita itu sendiri merupakan paduan dari banyak karakteristik yang indah. Misalnya etika, sopan santun, kemandirian, kecerdasan, ketangkasan, humor, kemampuan bersosialisasi, kepekaan, kasih sayang, religius dan rendah hati," ungkapnya.
Dan ajang Puteri Indonesia 2016 bisa dibilang merupakan sebuah batu loncatan dahsyat bagi hidup Jean Patty. Tak tergambar lagi bagaimana perasaan bangga serta haru yang ia rasakan saat itu. Bisa
"Ajang Puteri Indonesia merupakan mimpi dari mama saya dan itu masuk dalam wishlist, Thanks God! Saya bisa mewujudkan mimpi tersebut, karena menurut saya ajang Puteri Indonesia bukan ajang yang hanya mempertontonkan atau menonjolkan kecantikan dari para wanita," katanya.
Kini, Jean Patty memang harus meninggalkan rekan, sahabat dan semua orang yang mencintainya lebih cepat. Namun semua memori manis dan sosok hebatnya akan selalu hidup di hati setiap orang. Kisah perjuangannya juga akan terus menjadi inspirasi tentang bagaimana kuatnya doa serta keseriusan dalam menggapai mimpi.
Selamat jalan Jean Trifena Patty. Tetaplah tersenyum dari atas sana :)
Baca Juga:
Bukan Diet, Jean Patty Meninggal Karena Asam LambungKabar Duka, Jean Patty Putri Indonesia Maluku '16 Meninggal Dunia
(kpl/abl)
This article passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Recommended article: The Guardian's Summary of Julian Assange's Interview Went Viral and Was Completely False.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar