Karena sang kiai ini kerap berpakaian khas dengan memakai iket (blangkon), berbaju putih, bersarung wulung dan memakai 'gamparan' tinggi walau sedang bepergian jauh.
Kiai Ahmad Siroj merupakan putra Kiai Umar atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Pura, salah seorang Waliyullah. Makam Kiai Imam Pura berada di Susukan, Kabupaten Semarang.
Menurut sumber yang ada, Kiai Imam Pura ini masih memiliki garis keturunan dengan Sunan Hasan Munadi, salah seorang paman Raden Patah yang ditugaskan mengislamkan daerah lereng Gunung Merbabu sebelah utara, atau sekarang dikenal sebagai Desa Nyatnyono.
Kiai Ahmad Siroj mempunyai beberapa saudara, di antaranya adalah Kiai Kholil yang bermukim di Kauman, Solo, dan Kiai Djuwaidi yang tinggal di Tengaran, Kabupaten Semarang.
Ahmad Siroj memiliki beberapa karomah diantaranya, mempunyai kemampuan melihat yang tidak diketahui oleh mata biasa.
Peristiwa ini terjadi saat tentara Belanda akan masuk Kota Solo ketika aksi kolonial kedua atau dikenal sebagai clash ke-2 pada 1948. Satu seksi laskar Hizbullah yang terdiri dari 50 orang, berkumpul di Begalon, Panularan. Kyai Ahmad Siroj tiba-tiba datang mengadakan inspeksi.
Seorang anggota laskar Hizbullah bernama Hayyun (25), tiba-tiba didekatinya lalu dipeluknya seraya berucap "ahlul jannah … ahlul jannah".
Tak lama kemudian, datang tentara Belanda dengan sejumlah pasukan tank, lewat Pasar Kembang ke arah selatan.
Hayyun maju dengan beraninya sendirian sambil membawa granat nanas, lalu dicabutnya dan melompat sambil melempar granat ke arah tank. Ketika tank meledak, terbakarlah tentara Belanda yang berada di dalam tank juga termasuk Hayyun, si pelempar granat tersebut.
Menurut salah seorang saksi mata, H Abdullah Adnan, veteran pejuang RI eks Laskar Hizbullah dan pasukan "Lawa-Lawa" di bawah komandan Letnan Fathul Rujito yang kini tinggal di Yogyakarta, menuturkan bahwa tahulah kemudian Laskar Hizbullah, teman-teman Hayyun, mengapa beberapa saat sebelumnya Mbah Siroj memeluknya sambil berucap "ahlul jannah … ahlul jannah". Begitulah, Hayyun gugur sebagai syuhada, patriot bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar