
SAAT ini siapa saja mudah menuju rumah sakit, walaupun hanya menderita sakit flu. Namun 100 tahun lalu, ketika ilmu kedokteran Barat masuk ke Korea untuk pertama kalinya, para dokter yang menggunakan jarum suntik dan pisau merasa khawatir atas masyarakat biasa.
Hal itu khususnya terhadap para wanita di Joseon yang tidak boleh menunjukkan bagian tubuhnya kepada laki-laki dokter akibat pengaruh konfusianisme yang mementingkan perbedaan jenis kelamin antara wanita dan pria, sehingga banyak pasien wanita meninggal dunia tanpa mendapat pengobatan.
Namun, ada seorang dokter wanita yang mengorbankan diri demi para pasien wanita di bawah suasana sosial serupa tersebut, yaitu dokter wanita pertama Korea bernama Kim Jeom-dong.
Kim Jeom-dong yang lahir di Jeongdong, Seoul, pada 1879, masuk Sekolah Ihwa yang didirikan pada 1886 sebagai sekolah khusus wanita modern pertama Korea. Berkat ayahnya yang cepat menerima ilmu Barat di bawah misionaris Amerika Serikat, Appenzeller, Kim Jeom-dong dapat masuk Sekolah Ihwa. Di sana dia belajar ilmu Barat yang meliputi kitab suci agama Kristen, huruf Korea, matematika, huruf China, serta bahasa Inggris.
(Sumber Foto: Pinterest)
Berkat kemampuan lancar berbahasa Inggris, Kim Jeom-dong memiliki peluang bertemu dengan dokter wanita yang berasal dari AS yakni Rosetta Sherwood Hall. Kepala Sekolah Ihwa, Scranton, memperkenalkan Kim Jeom-dong sebagai penerjemah kepada Rosetta Sherwood Hall yang berkunjung ke Joseon untuk menyajikan layanan medis.
Demikianlah, Kim Jeom-dong dapat menimba ilmu kedokteran Barat untuk pertama kali. Namun pada waktu itu, dia tidak begitu menaruh perhatian pada bidang medis. Saat menyaksikan proses operasi bibir sumbing yang dilaksanakan oleh Rosetta Sherwood Hall secara sempurna, dia mengubah arah hidupnya.
Pada waktu itu penyakit bibir sumbing sulit diobati. Namun setelah dia menyaksikan proses operasi yang terasa sempurna, Kim Jeom-dong juga memutuskan membantu banyak orang lewat ilmu kedokteran Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar