Kamis, 26 Januari 2017

Kisah M Muhtar, Pemelihara Taman Pembatas Jalan Transmigrasi

PROKAL.CO, Siang itu, panas matahari mulai menyengat. Tampak, seorang lelaki paro baya sedang memelihara taman yang tumbuh diatas pembatas Jalan Transmigrasi di Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat.

============================

SEKITAR satu jam lagi, posisi matahari akan berada tepat diatas kepala. Namun, sejumlah pekerja lapangan masih tetap melakukan aktivitasnya. Salah satunya Muhammad  Muhtar (48), warga Jalan Karang Jawa RT 05 Desa Barokah Kecamatan Simpang Empat. Muhtar merupakan pekerja kontrak di Dinas Tata Bangunan dan Kebersihan. Sehari-harinya, Muhtar bekerja memelihara taman diatas pembatas Jalan Transmigrasi.

"Mulai kerja pukul 08.00 Wita sampai 12.00 Wita," ujar Muhtar saat berbincang-bincang dengan Radar Banjarmasin, Kamis (12/1).

Muhtar mengaku kerja sebagai pegawai kontrak di Dinas Tata Bangunan dan Kebersihan sejak tahun 2007. Namun, baru dua tahun ini khusus memelihara taman.

"Kerjanya hanya seperti ini saja memelihara dan menjaga taman agar tumbuhannya tidak layu dan mati," terangnya.

Muhtar bekerja tak sendiri. Dia selalu membawa anak bungsunya bernama Muhammad Badali yang masih berumur 2 tahun. Setiap Muhtar bekerja, Badali duduk di becak dekat ayahnya bekerja. Becak tersebut milik Muhtar yang dibeli beberapa tahun yang lalu. Badali tidak pernah menangis kalau melihat ayahnya sedang bekerja.

"Anaknya tidak mau ditinggal di rumah karena sering menangis. Kalau ikut saya tidak mau menangis," ujarnya.

Sebulan, Muhtar menerima gaji Rp1.850.000. Dengan penghasilan itu, Muhtar gunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah. Muhtar tinggal di rumah kontrakan sejak tahun 1993 bersama lima anaknya. Anak tertuanya berumur 23 tahun. Sedangkan istrinya bekerja berjualan pakaian. Muhtar mengaku istri muda yang baru dinikahinya 3 bulan itu sangat jarang berada di rumah karena sibuk berjualan pakaian.

"Istri lama saya asli dari Barabai. Setelah bercerai, mamanya anak-anak pulang kampung. Jadi saya yang merawat anak-anak di rumah bersama istri baru," tutur Muhtar.

Walaupun hidup pas-pasan, Muhtar tetap bahagia. Dia menjalani hidup dengan apa adanya. Muhtar masih bersyukur, dua orang anaknya masih bisa bersekolah di salah satu sekolah dasar yang ada di Kecamatan Simpang Empat.

Sepulang dari kerja, Muhtar kembali melanjutkan pekerjaan rumah. Tak jarang, dia harus kembali mencari nafkah dengan menarik becak. Namun, sejak bekerja sebagai pegawai kontrak, Muhtar sudah jarang sekali menarik becak. "Dulu saya memang menarik becak," jelasnya.

Muhtar berharap, kedepannya bisa menjadi salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Tanbu. Dengan demikian, gaji yang diperolehnya setiap bulan bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari. "Mudah-mudahan bisa menjadi pegawai negeri," harapnya. (kry/ema)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search