Kamis, 26 Januari 2017

Kisah Tangan Besi Bernie Ecclestone, Napoleon Formula 1

Jakarta, CNN Indonesia -- Bernie Ecclestone, mantan pemimpin Formula 1 yang diasingkan dari posisinya oleh pemilik baru ajang balapan tersebut, adalah sosok yang mengubah F1 menjadi salah satu olahraga paling populer dan menguntungkan di dunia. Di dalam perjalanannya, Ecclestone juga membuat dirinya sendiri sebagai salah satu makelar paling berkuasa di dunia.

Seorang mantan penjual mobil bekas, Ecclestone yang kini 86 tahun menjalankan F1 dengan kepalan tangan besi selama empat puluh tahun. Ia menjadikan F1 kerajaan global dan salah satu brand paling ternama di dunia.

Era kepemimpinannya berakhir pada awal pekan ini ketika Liberty Media merampungkan proses akusisi senilai miliaran dolar dan juga menunjuk mantan pemimpin eksekutif 21st Century Fox, Chase Carey, sebagai kepala dan pemimpin eksekutif F1. Liberty Media menyikut Ecclestone dan singgasananya dan hanya memberikan hadian berupa "presiden kehormatan".

Ecclestone secara jujur merespons penunjukkan Carey dengan menyatakan bahwa "hari ini saya dipecat."

Ecclestone adalah sosok flamboyan yang berada di jantung F1 sejak 1970, membentuknya jadi salah satu olahraga paling glamor dan populer.

Tapi kariernya juga dipenuhi kontroversi.

Pada 2014, Ecclestone membayar US$100 juta kepada otoritas Jerman untuk mengakhiri persidangan tuduhan suap pada dirinya. Persidangan itu terkait proses penjualan hak siar F1 pada 2006 dan 2007.

Meski Ecclestone sempat menghadapi tuntutan 10 tahun penjara jika terbukti bersalah, banyak pihak di dalam F1 memilih loyal padanya.

"F1 bisa menjadi olahraga yang saat ini adalah karena Bernie Ecclestone, berkat cara-caranya membangun olahraga ini dalam 35 tahun terakhir," kata pemimpin tim Red Bull, Christian Horner.

"Saya kira kami akan punya masalah besar tanpa dirinya."

Bernie Ecclestone sering bertemu dengan para pemimpin dunia. Bernie Ecclestone sering bertemu dengan para pemimpin dunia seperti Vladimir Putin. (Reuters/Alexei Nikolskyi/)

Kekayaan 2,9 Miliar Dolar

Mendapatkan julukan "Napoleon" karena posturnya yang setinggi 1,59 meter dan juga sifat yang senang mengendalikan segala sesuatu, Ecclestone ditaksir Forbes memiliki harta hingga senilai US$2,9 miliar.

"Saya lebih menyukai pemimpin yang kuat," kata Ecclestone pada 2009 silam ketika mengklaim bawha Adolf Hitler adalah sosok yang "mampu mengeksekusi keinginannya". Ecclestone juga pernah mengatakan Inggris tidak cocok dengan sistem demokrasi.

Pada 1997, Ecclestone juga mendapat sorotan karena mendonasikan satu setengah juta pound sterling untuk Partai Buruh di bawah kepemimpinan Tony Blair. Pemerintahan Blair kemudian merestui kelanggengan penggunaan iklan rokok oleh F1.

Pemilik gelar sarjana ilmu kimia dari Politeknik Woolwich di London Tenggara, Eccleston yang dikenal karena rambut peraknya memulai karier dengan menjual mobil dan motor di ibu kota Inggris. Ia juga pernah menjajal dunia balapan.

Karier membalapnya berakhir dini ketika ia mengalami serangkaian kecelakaan. Ia pun mengalihkan perhatian pada bisnis di balik balapan.

Ia kemudian menjadi manajer pebalap Inggris berbakat, Stuart Lewis-Evans, yang lalu tewas dalam kecelakaan pada 1958. Satu dekade kemudian, Ecclestone mengurusi pebalap Austria, Jochen Ridnt, yang juga meninggal dalam kecelakaan pada 1970. Rindt adalah satu-satunya pebalap dalam sejarah yang memastikan gelar juara dunia F1 setelah ia meninggal dunia.

Pada 1971, Ecclestone membeli tim Brabham, dan juga menjadi bagian dari Asosiasi Konstruktor Formula Satu. Kelompok yang mewakili tim-tim F1 ini menjadi cikal bakal Otoritas Balapan Dunia (FIA).

Pengaruh Ecclestone semakin meningkat ketika ia mengambil-alih tanggung jawab negosiasi hak siar televisi Formula 1. Sebelum kehadiran Ecclestone, hak siar dinegosiasikan pada setiap balapan.

Uang hak siar televisi itu kemudian mengubah F1. Pundi-pundi dari perjanjian kerja sama mengalir. Negara-negara pun mulai mengantre untuk mendapatkan hak menjadi tuan rumah balapan. Semua itu membuat Ecclestone sangat kaya.

Bernie Ecclestone saat ini tak lagi menjadi pemimpin eksekutif F1. (AFP PHOTO / PIERRE ANDRIEU)Foto: AFP PHOTO / PIERRE ANDRIEU
Bernie Ecclestone saat ini tak lagi menjadi pemimpin eksekutif F1. (AFP PHOTO / PIERRE ANDRIEU)

Gairah dan Antusiasme

Salah seorang yang paling awal mengenali potensi kerja sama F1, Ecclestone kemudian menjadi manajer eksklusif hak-hak komersial F1, dan juga memimpin Formula One Management. Ia akan bernegosiasi dengan para pemilik sirkuit, pengiklan, dan stasiun televisi.

Di era kepemimpinannya, F1 berkembang demikian pesat dari aspek keuangan. Salah satunya didorong oleh kemampuan Ecclestone menjadikan negara-negara berkocek tebal untuk menjadi tuan rumah.

Dari semula ajang balapan yang berbasis di negara-negara Eropa Barat, F1 kemudian merambah Asia, Timur Tengah, dan juga Eropa Timur. Ketika Perancis ditinggalkan, ia bisa merekrut negara seperti Azerbaijan, Rusia, China, dan Bahrain.

"Kontrak-kontrak yang ia negosiasikan, sirkuit dan negara-negara yang ia rekrut, semuanya sangat mengesankan," kata Horner.

Hanya dalam waktu dua dekade, Ecclestone mampu menjadikan F1 sebagai ajang olahraga dengan jumlah penonton ketiga tertinggi di dunia setelah Piala Dunia dan Olimpiade.

Meski harus merogoh kocek hingga US$1,3 miliar untuk membayar Slavica --ibu dari dua anaknya-- ketika bercerai, kekayaan Ecclestone nyaris tak terganggu.

Pada 2012, ia menikah untuk kali ketiga. Kali ini dengan seorang wanita Brasil yang lebih muda 46 tahun, Fabiana Flosi. Keduanya bertemu di balapan salah satu negara Amerika Selatan.

Keluarga Ecclestone kembali dalam sorotan saat ibu mertuanya, Aparecida Schunck Flosi Palmeira, diculik. Para pelaku meminta tebusan senilai US$36,5 juta. Seandainya Ecclestone tak mau menebus, para penculik mengancam akan mengirimkan kepala ibu mertua Ecclestone dalam sebuah karung.

Beruntung kepolisian Brasil mampu melacak para pelaku. Salah satu di antaranya adalah seorang pilot helikopter yang pernah bekerja untuk keluarga Ecclestone.

Kisah penculikan itu bukan satu-satunya kontroversi yang ada di hidup Ecclestone. Dari mengagumi Adolf Hitler dan Vladimir Putin, hingga tak mau menghadiri pesta perayaan putrinya sendiri menjadi kisah-kisah yang hadir dalam jalan hidupnya.

Ecclestone juga pernah menyebut bahwa F1 memang perlu dijalankan oleh seorang diktator seperti dirinya. Sebuah pengakuan yang tak mungkin muncul dari orang yang tak punya kepribadian kuat seperti Ecclestone.

Kepergian Ecclestone dari dunia F1 sontak direspons dengan cara beragam. Ada yang menyebut bahwa hal itu terlambat bahwa Ecclestone seharusnya sudah lama pergi. Ada yang mengucapkan terima kasih karena jasa-jasa Ecclestone dalam membangun kerajaan F1.

Hanya saja satu hal yang bisa disepakati: sosok sepertinya akan sulit muncul dalam beberapa generasi ke depan.

[Gambas:Video CNN]

(bac)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search